Anita Gathmir Kaicil Sosok Perempuan Inspiratif, Tidak Ambil Keuntungan

Meski di daerahnya ada yang memanfaatkan serat nanas dan batang pisang yang dijadikan benang. Namun, dirinya masih kesulitan mendapatkan barang tersebut.
“Jadi tugas kita (Anita) buat mempelajarinya, dan tolong bantuannya agar kami bisa mendapatkannya dengan mudah,” harapnya.
Anita menilai kebutuhan benang untuk tenun ini juga bisa menjadi kesempatan pihak lain untuk membuka lapangan pekerjaan sehingga bisa saling menguntungkan.
Motif Tenun Paling Laris
Anita menambahkan, penjualan yang dikelolanya terbilang bagus dengan sejumlah motif yang laris dijual seperti Barakati yang bermakna "diberkahi", Jodati yaitu "ketulusan hati", Marasante yaitu "keberanian", Tobaru yaitu suku asli Halmahera, Amo yakni "tanaman khas Tidore", dan Kalajengking.
Namun, di sisi lain, pihaknya juga masih kekurangan tenaga kerja dan hanya dibantu oleh guru-guru yang dibinanya demi kelangsungan pelestarian tenun Tidore ini.
“Maka dari itu, kita harus membangun pendekatan ke orang-orang sini untuk mau bekerja sebagai penenun dan itu tidak mudah,” tandasnya.
Wanita berusia 47 tahun ini menjelaskan, seringkali orang lain salah memahami kalau batik dan tenun memiliki teknik yang sama.
“Padahal batik berbeda tekniknya dengan tenun. Batik itu sudah berupa kain yang dikasih motif dengan cara dilukis atau cap, sedangkan tenun tekniknya menyatukan benang satu demi satu membentuk kain. Jadi tingkat kesulitannya sudah terlihat berbeda,” jelasnya.
Anita Gathmir Kaicil merupakan sosok perempuan inspiratif di balik pelestarian tenun Tidore. Simak kisahnya.
- Waka MPR: Upaya Pemberdayaan Perempuan Bagian Langkah Strategis
- Usung Konsep Persamaan Gender, Womens Day Run 2025 Akan Digelar Besok
- Kisah Rina Santi, Sukses Menginspirasi Perempuan lewat Komunitas Women in Energy
- Perempuan Diajak Beraktivitas di Marina Suntastic Run 2025
- RS Siloam Skrining 1.000 Perempuan di Yogyakarta dalam 3 Hari
- Perempuan Berkarya Lintas Generasi Gelorakan Semangat Kartini Lewat Aksi Nyata