Ansy Lema Gelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan Saat Reses Hari Pertama

Ansy Lema Gelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan Saat Reses Hari Pertama
Anggota DPR/MPR RI Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema mengisi hari pertama masa serap aspirasi atau Reses pada Jumat (17/7/2020) dengan melakukan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan. Foto: Humas DPR RI

Pada kesempatan itu, Ansy menekankan Pancasila dengan semangat gotong royong adalah kunci bagi Indonesia menghadapi Pandemi Covid-19. Penanggulangan Covid-19 membutuhkan kerja sama dan gotong royong seluruh komponen bangsa. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, DPR, hingga masyarakat dan generasi muda harus bergotong royong. Solidaritas kebangsaan akan menyelamatkan Indonesia dari dampak Covid-19.

“Covid-19 melahirkan gotong royong kemanusiaan. Pancasila diwujudkan dalam bentuk kerja nyata, yaitu semangat gotong-royong setiap elemen masyarakat untuk membantu sesama. Kemanusiaan harus menjadi dasar solidaritas. Saya yakin, ini adalah kunci bagi Indonesia untuk mampu bertahan menghadapi dampak luar biasa pandemi Covid-19,” lanjutnya.

Sebagai anggota Komisi IV, Ansy terlibat bergotong royong dengan mendesak agar negara hadir untuk membantu masyarakat kecil yang membutuhkan, khususnya bagi petani dan nelayan kecil-tradisional. Saat ini masyarakat membutuhkan bantuan langsung yang sifatnya cepat dan tepat sasar. Maka dalam kesempatan sidang di DPR, ia sering menyuarakan agar setiap kebijakan realokasi-refocusing anggaran mitra Komisi IV dan biaya penanganan Covid-19 yang dikeluarkan APBN sebesar Rp. 695,20 Triliun harus diperiksa, diteliti, agar tepat sasaran.

“DPR melakukan fungsi pengawasan terhadap implementasi kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk penanganan Covid-19. Tujuannya adalah bantuan yang diberikan pemerintah secara nyata benar-benar hadir di tengah masyarakat dan tepat sasaran. Misalnya, dalam rapat baru-baru ini saya meminta agar kementerian segera mempercepat realisasi anggaran untuk membantu masyarakat,” ujar anggota Banggar DPR RI ini.

Dr Philipus Tule, SVD dalam paparannya menampilkan konteks NTT sebagai inspirasi untuk bergotong-royong di tengah pandemi. Konsep gotong royong yang disebut Bung Karno pada 1 Juni 1945 adalah wacana yang muncul dari pinggiran, yang salah satunya ditemukannya dalam pembuangannya di Ende-NTT. Aneka budaya NTT memiliki kekayaan narasi gotong royong yang sangat inspiratif untuk menangani berbagai dampak Covid-19.

Sementara itu, Dr Ahmad Atang menekankan pentingnya kehadiran negara untuk melayani masyarakat. Saat ini masyarakat membutuhkan bantuan; banyak yang terancam kelaparan. Tindakan cepat perlu diberikan untuk membantu mereka. Indonesia sangat beruntung memiliki Ideologi Pancasila dan semangat gotong royong sebagai modal sosial (social capital) untuk membawa Indonesia keluar dari berbagai kesulitan akibat pandemi Covid-19.(fri/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

Ansy Lema mengisi hari pertama masa serap aspirasi atau Reses pada Jumat (17/7) dengan melakukan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News