Ansy Lema Usulkan Pantura Timor Jadi Pilot Project Pengembangan Pesisir Pantai di Perbatasan

Ansy Lema Usulkan Pantura Timor Jadi Pilot Project Pengembangan Pesisir Pantai di Perbatasan
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan dari Dapil NTT II Yohanis Fransiskus Lema. Foto: Humas DPR RI

"Contohnya kebijakan sistem kontrak kapal antara pemerintah daerah dan para nelayan di Pantura, di mana setiap tahunnya nelayan pengguna kapal harus membayar Rp. 20 hingga 50 juta rupiah kepada pemerintah daerah untuk bisa menggunakan kapal," papar Ansy.

Selain masalah tingginya biaya kontrak kapal, nelayan juga mengeluhkan mangkraknya pembangunan pabrik es batu dan alat penyaringan air laut di Wini. Lebih ironisnya lagi, kapal patroli sangat minim ditemukan di pesisir Pantura. Jika ada kapal nelayan yang tenggelam, korban terlambat ditolong. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan kemiskinan struktural terjadi dalam kehidupan nelayan.

"Maka, nelayan Pantura sangat membutuhkan bantuan mulai dari sarana prasarana seperti Kapal 10 GT dan pukat hingga pelayanan keamanan dari kapal patroli dan pengembangan Sumber Daya Manusia serta bantuan pemodalan di Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," tambahnya.

Menurut Ansy, potensi Pantura sangat besar. Pasar perbatasan di Pantura sering dikunjungi warga Timor Leste, sehingga jadi pusat ekonomi warga. Apalagi wilayah Pantura kaya hasil laut seperti ikan tembang, kembung, julung-julung, dan berbagai tangkapan lainnya. Kini Tanjung Bastian di Wini sering dikunjungi masyarakat Timor.

"Jangan lupa, saudara-saudara di Pantura juga banyak kedatangan wisatawan yang mau ke Pantai Wini seperti Tanjung Bastian, PLBN , dan pelabuhan. Saya yakin kita bisa kembangkan semua sektor bersama-sama, perikanan, pertanian, hingga pariwisata di Pantura Timor," lanjutnya.

Wakil rakyat dari NTT ini menutup kegiatan reses dengan memberikan semangat bagi warga Pantura. Pengembangan Pantura Timor bisa menjadi pilot project, contoh bagi pengembangan kawasan pantai di wilayah pesisir pantai perbatasan di Indonesia.

Namun, aktivis 98 itu memberi catatan, kunci dari pembangunan Pantura Timor sangat bergantung kepada semangat gotong royong, dan kerendahan hati untuk meninggalkan ego diri maupun lembaga. Eksekutif-legislatif, pemerintah pusat maupun daerah harus saling terbuka untuk bekerja sama.

"Rencana besar kita bersama butuh kerja cerdas, kerja keras, dan kerja sama yang solid. Filosofi khas masyarakat suku Dawan Pantura Timor harus kita pegang terus, yakni nekaf mese ansaof mese, satu hati satu jiwa", tegas Ansy.

Sebagai politikus yang sangat mengakar di NTT, Ansy Lema paham betul bagaimana daerah-daerah seperti Rote Ndao dan Pantura Timor yang membentang dari Kabupaten TTU-Belu adalah daerah strategis yang mewujudkan cerminan bangsa dan negara bagi negara tetangg

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News