Anwar Usman Mengaku Dihujat Pendukung Prabowo-Sandi, Singgung Kisah Sahabat Nabi Muhammad
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Mahkamah Konstitusi RI Anwar Usman bercerita mengenai hal yang dialaminya setelah MK mengeluarkan putusan sengketa hasil Pilpres 2019.
Anwar Usman mengaku orang yang paling dihujat oleh masyarakat di kampung halamannya Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Orang yang paling dihujat waktu itu adalah saya," kata Anwar Usman saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) yang disiarkan secara virtual di Jakarta, Jumat (4/6).
Dikatakan, hujatan terhadapnya karena NTB, terutama Kota Bima, merupakan lumbung suara dari pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Pria kelahiran 31 Desember 1956 itu menyadari hujatan dari pendukung Prabowo-Sandi kepadanya karena Tanah Bima merupakan tempat kelahirannya sehingga hal itu berimbas pada personalnya.
Menurut dia, hal yang perlu dipahami bahwa tidak mungkin seorang hakim bisa memutuskan sebuah perkara yang dapat memuaskan semua pihak.
Pasalnya, dalam memutus sebuah perkara ada dua pihak yang berkepentingan saling bertolak belakang.
Selanjutnya, dalam memutus sebuah perkara, hakim akan menjadikan fakta yang terungkap di persidangan sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
Ketua MK Anwar Usman mengaku dihujat pendukung Prabowo-Sandi di kampung halamannya Bima, NTB.
- Putusan Sidang PHPU MK jadi Simbol Kemenangan untuk Pendukung Prabowo-Gibran
- Airlangga Membaca Peluang Kerja Sama PDIP - Prabowo, Begini Analisisnya
- Konon Hubungan Nikita Mirzani dan Ajudan Prabowo Cuma Rekayasa untuk Pilpres
- Begini Sikap Prabowo Tanggapi Putusan MK
- Jadwal Putusan MK Perkara PHPU Pilpres 2024, Sebentar Lagi
- Mahkamah Konstitusi Klarifikasi Kabar Anwar Usman Pakai Fasilitas Ketua MK