Api Abadi Mrapen Mati Selama 6 Bulan,Pak Ganjar Langsung Ambil Langkah Cepat

Api Abadi Mrapen Mati Selama 6 Bulan,Pak Ganjar Langsung Ambil Langkah Cepat
Kepala Dinas ESDM Provinsi Jateng Sujarwanto Dwiatmoko. Foto: ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng

Sujarwanto menerangkan, Api Abadi Mrapen adalah fenomena dari gas alam yang secara alamiah menembus permukaan dan terbakar.

Akumulasi gas yang terjadi di suatu tempat terjadi karena rangkaian panjang dari perjalanan sumber gas yang jauh dari permukaan bumi.

Adapun formasi batuan bagian dari zona stratigrafi lembah Randublatung yang memanjang dari sebelah timur Semarang sampai jauh di selatan Madura.

Ini merupakan zona depresi bertekanan tinggi dan memiliki tekanan kompresi yang begitu kuat sehingga lapisan batuan di bawahnya selalu bertekanan.

Selain itu, lembah Randubaltung merupakan cekungan belakang dari sebuah tektonik yang bagian tengahnya adalah aktivitas magmatik.

Fenomena yang tampak adalah jalur gunung api aktif (jalur Banda) dari tengah Sumatera-Jawa-Bali-NTB-NTT-Kepulauan Maluku-Sulawesi.

“Di Godong (Kecamatan Godong) merupakan ujung barat ini, rupanya cukup dangkal sehingga gas itu berada di kantong yang tidak terlalu jauh dari permukaan bumi. Kemudian ada struktur yang membuat bocoran di permukaan yang mengakibatkan semburan gas yang terbakar itu. Kemarin, terjadi mati. Karena banyak aktivitas yang membocorkan gas itu ke permukaan. Yang dapat diduga karena pengeboran orang mencari air bersih,” ujarnya.

Hal itu disebabkan di cekungan Randublatung air bersih amat sulit ditemukan sehingga jika pengeboran tidak dilakukan oleh pihak yang berkompeten maka yang keluar adalah gas.

Setelah enam bulan mati, api akan coba dihidupkan lagi oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada Selasa (20/4).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News