Api Abadi Mrapen Mati Selama 6 Bulan,Pak Ganjar Langsung Ambil Langkah Cepat

Api Abadi Mrapen Mati Selama 6 Bulan,Pak Ganjar Langsung Ambil Langkah Cepat
Kepala Dinas ESDM Provinsi Jateng Sujarwanto Dwiatmoko. Foto: ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng

Reservoir adalah tempat menyimpan barang-barang cadangan seperti air dan bahan bakar gas.

“Akhirnya kAMI meyakini cebakan gas dan pola distribusi (aliran) gas. Dari proses itu lalu kami melakukan pemboran yang pemborannya bersifat ekplorasi,” jelasnya.

Ada dua titik yang dilakukan pemboran dengan kedalaman masing-masing 40 meter, hingga akhirnya terjadi semburan gas dan air (blow out).

Namun setelah ditangani, tekanan gas melemah. Pihaknya juga melakukan pembersihan dan pengeboran yang lebih dalam hingga pada kedalaman 42 meter.

“Akhirnya pada meter 42 meter, tekanan kuat dan kemudian kita bersihkan sumurnya. Kita orientasikan aliran fluida-nya yang kemudian dikuti oleh aliran gas,” sambungnya.

Dari situlah, ESDM meyakni gas yang berada di aliran bawah permukaannya ter-orientasi kembali ke satu titik bor. Kemudian, pihaknya membersihkan sumur bor kedua karena memang memiliki tekanan yang tinggi. Sehingga, reservoirnya bersih dan gasnya mengalir kuat di satu tempat.

“Inilah yang kemudian di dalam kawasan api abadi Mrapen itu, kita yakini nanti bakal akan hidup lagi,” tuturnya.

Diketahui, sejak September 2020, api abadi di Mrapen padam. Dinas ESDM Jateng pun melakukan berbagai langkah untuk menyalakan api yang kerap dimanfaatkan apinya untuk sumber obor, seperti di even Pekan Olahraga Nasional hingga upacara Peringatan Hari Raya Waisak.

Setelah enam bulan mati, api akan coba dihidupkan lagi oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada Selasa (20/4).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News