Area Mangrove Terus Menyusut, Pak Hendro dan Agung Sedayu Gelar Aksi Restorasi di Teluk Naga

Area Mangrove Terus Menyusut, Pak Hendro dan Agung Sedayu Gelar Aksi Restorasi di Teluk Naga
Presiden Direktur Agung Sedayu Group Nono Sampono (kiri) bersama Ketua Umum Warga Bumiputra Indonesia (WBI) Abdullah Mahmud Hendropriyono berbincang-bincang di sela-sela aksi penanaman mangrove di kawasan pesisir Tanjung Pasir, Teluk Naga, Tangerang, Banten, Sabtu (3/5). Foto: Supplied for JPNN.com.

Luas hutan mangrove di Indonesia turun drastis dari 4,4 juta hektare pada 1990 menjadi sekitar 3,3 juta hektare.

Padahal, Indonesia memiliki sekitar 23 persen dari total ekosistem mangrove dunia, menjadikannya aktor penting dalam perlindungan kawasan pesisir secara global.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup RI Diaz Hendropriyono yang turut menghadiri kegiatan itu menyampaikan apresiasinya atas inisiatif masyarakat dalam menjaga kelestarian mangrove.

Dia menegaskan bahwa mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon sangat tinggi.

“Ini bukan hanya soal mencegah abrasi, melainkan juga mengatasi perubahan iklim global. Namun, ingat bahwa semangat pelestarian ini harus diiringi upaya pengurangan sampah plastik,” kata Diaz.

Aksi penanaman mangrove ini mendapat dukungan penuh dari sektor swasta, termasuk Agung Sedayu Group melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) di kawasan PIK 2.

Presiden Direktur ASG Nono Sampono mengatakan bahwa penyelamatan hutan mangrove merupakan tanggung jawab morel dan legal pengembang.

“Kami sudah menyiapkan anggaran Rp 39,6 triliun untuk rehabilitasi lingkungan, termasuk menebalkan hutan mangrove hingga enam kali lipat. Ini bentuk nyata komitmen kami terhadap pembangunan hijau dan berkelanjutan,” kata Nono Sampono.

Agung Sedayu Group (ASG) dan Warga Bumiputra Indonesia (WBI) melakukan penanaman mangrove di Teluk Naga, sebagai upaya menyelamatkan ekosistem pesisir.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News