Arkeolog Canberra Temukan Fosil Tikus Raksasa di Timor Leste

"Semua tinggalan yang berasal dari era 46 ribu tahun hingga 1000 tahun lalu, kami temukan dalam bentuk tinggalan dan ada bukti tanda bekas pengunyahan," katanya.
"Banyak sisa tinggalan ini yang terbakar jadi bisa dikatakan mereka memasaknya di api sebelum memakannya. Sepertinya ini makanan yang enak karena kemana pun kami menggali, kami selalu menemukan fosil-fosil tikus ini," kata Dr Louys lagi.
Dr Louys mengatakan, fosil ini juga bisa menjelaskan dampak dari terjadinya deforestasi.
Dikatakan, punahnya tikus ukuran raksasa ini bersamaan waktunya dengan mulai dikenalnya peralatan besi yang memungkinkan manusia menggunduli hutan.
"Jadi, kami memperkirakan punahnya tikus raksasa bukan disebabkan oleh perburuan melainkan oleh pembukaan lahan dan deforestasi," katanya.
"Jika kita hubungkan dengan apa yang terjadi di Papua Nugini dan Indonesia saat ini, kita perlu waspada atas dampak deforestasi yang bisa mengakibatkan kepunahan lebih banyak hewan," katanya.
Tim arkeolog dari Australian National University, Canberra, menemukan fosil-fosil dari tujuh spesies tikus ukuran raksasa dalam ekspedisi mereka
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan