Artis menjadi Politikus atau Artis vs Politikus?

Artis menjadi Politikus atau Artis vs Politikus?
Artis menjadi Politikus atau Artis vs Politikus?
BARU-BARU ini, penggeledahan yang dilakukan oleh jajaran kepolisian yang mendapati presenter Dahsyat Raffi Ahmad dan enam belas teman-temannya termasuk Wanda Hamidah (politikus PAN dan mantan aktris) telah memicu badai media di tanah air.

Jika ditinjau ke belakang, kontroversi ini tidak dapat dihindari dan isu yang paling banyak dibahas dan diperdebatkan selama ini bukanlah sekedar penggunaan obat-obatan terlarang-namun lebih dari itu menyorot kehadiran sejumlah artis dan selebritis yang menjadi bagian dari sebuah partai politik.

Disini kemudian letak dilemanya. Pemimpin-pemimpin partai politik menginginkan kemenangan dalam pemilu. Mereka membuat perhitungan terang-terangan: bahwa semakin banyak suara maka semakin baik. Oleh karena itu, mereka membutuhkan kandidat yang dikenal, disukai dan jika memungkinkan yang bisa menarik simpati dan hormat dari masyarakat.

Ketika kita disodorkan dengan sejumlah nama yang terkenal, seorang profesional yang jamak kita sebut “artis” – penyanyi, aktor, presenter TV dan sejenisnya, bagi standar strategi politik, orang-orang seperti mereka ini punya sebutan “kiriman Tuhan”. Mereka seperti menginjeksi faktor “wow”!, menarik golongan pemuda sinis yang biasanya tidak berminat terhadap dunia perpolitikan.

BARU-BARU ini, penggeledahan yang dilakukan oleh jajaran kepolisian yang mendapati presenter Dahsyat Raffi Ahmad dan enam belas teman-temannya termasuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News