Aset Kripto Laris Manis di Indonesia, Begini Kata Kemendag

jpnn.com, JAKARTA - Aset kripto berada pada urutan ketiga dalam instrumen investasi di Indonesia.
Hal itu disampaikan Inspektur Jendral Kementerian Perdagangan Frida Adiati dalam acara Crypto Consumer Summit di Jakarta, Selasa (21\2).
"Dalam survei dari Center of Economic of Law Studies (Celios), aset kripto ini berada di urutan ketiga dari instrumen investasi yang dimiliki masyarakat Indonesia," ujar Frida.
Celios menjabarkan bahwa 21 persen responden memiliki investasi pada aset kripto. Posisi pertama ditempati oleh reksa dana dengan 29,8 persen dan pada posisi kedua, yakni saham dengan persentase sebesar 21,7 persen.
Jumlah rata-rata penempatan dana yang dilakukan masyarakat berkisar antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Namun, total transaksi aset kripto pada 2022 mencapai Rp 306,4 triliun.
Frida mengatakan perdagangan aset kripto menjadi salah satu pilihan investasi yang diminati oleh anak muda atau generasi milenial.
Kendati demikian, pemahaman literasi dan edukasi terhadap aset kripto belum banyak dilakukan sehingga masih banyak masyarakat yang mengalami risiko-risiko yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, mitigasi risiko perdagangan aset kripto perlu dilakukan.
Aset kripto berada pada urutan ketiga dalam instrumen investasi di Indonesia. Simak selengkapnya!
- Ini Salah Satu Pilihan Investasi Optimal di Tengah Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global
- TRIV Jadi Aplikasi Kripto Paling Banyak Diunduh di 2025
- Kenaikan Harga Emas Turut Memengaruhi HPE Konsentrat Tembaga
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- 5 Tip Menghadapi Volatilitas Kripto, Upbit Imbau Dana Darurat Sebagai Prioritas
- Pintu Gelar Trading Competition 2025 Berhadiah Rp100 Juta, Yuk Ikutan!