Asian Games 2018 Jadi Momentum Tingkatkan Perkarantinaan

Asian Games 2018 Jadi Momentum Tingkatkan Perkarantinaan
Badan Karantina Pertanian melakukan pemeriksaan dan pengawalan terhadap kuda-kuda peserta Asian Games di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (21/8).

jpnn.com, JAKARTA - Perhelatan olahraga, Asian Games 2018 telah berakhir. Sebanyak 17 ekor kuda terakhir dari 133 ekor kuda peserta cabang equestrian asal 22 negara pun hari ini, Minggu (2/9) kembali ke Liege, Belgia. Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian (Kementan) Banun Harpini menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Organisasi Kesehatan Dunia (OIE) yang telah memberikan bantuan teknis bagi tindakan perkarantinaan kuda di perhelatan akbar tingkat Asia tersebut.

"Perlakuan tindakan karantina terhadap kuda yang sesuai dengan standar dunia sangat penting bagi sukses terselenggaranya Asian Games 2018 khususnya pada cabang olahraga berkuda. Asian Games memberikan momentum untuk meningkatkan kapasitas layanan perkarantinaan ke level yang lebih tinggi,” kata Banun saat bertemu dengan konsultan OIE, Susanne Munstermann, DVM di ruang kerjanya.

Banun menyatakan bahwa pendampingan tersebut dilakukan pada proses notifikasi Health Certificate, Return Health Certificate dan juga protokol karantina ke 22 negara peserta cabang olahraga berkuda telah dilakukan jauh hari sebelum pelaksanaan event. Menurutnya, persiapan Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), dan Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) sudah dilakukan sejak dua tahun lalu, mulai dari surveilans (pemantauan) penyakit kuda sesuai standar area bebas penyakit kuda (EDFZ) hingga sertifikasi.

Kementan bersama Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian juga menyiapkan venue Jakarta Equestrian Park (JEP) Pulomas dengan mengatur manajemen dan pergerakan kuda yang keluar masuk wilayah DKI Jakarta dengan pemberian identifikasi untuk setiap kuda yg ada di wilayah ini. Termasuk juga upaya relokasi kawasan kuda delman yang tidak layak, serta kuda yang menunjukkan seropositive suatu penyakit.

“Badan Karantina Pertanian menyiapkan persyaratan karantina hewan khusus untuk importasi temporer (sementara) kuda untuk perlombaan,” tambahnya.

Langkah lain adalah pelarangan pemasukan kuda dari luar Pulau Jawa ke wilayah Jabodetabek, serta memperketat tindakan karantina pada importasi kuda dari negara dengan standar sudah setara dengan EDFZ. Dan untuk importasi kuda dari negara dengan standar kesehatan di bawah EDFZ dilakukan kebijakan pelarangan guna memenuhi standard yang telah ditetapkan.

Pemantauan penyakit kuda di lokasi Instalasi Karantina Hewan dilakukan sebelum Stable Artyatasa di desa Limo, Depok ditetapkan sebagai Instalasi Kesehatan Hewan (IKH) oleh Kementan. Berbagai proses untuk menyelaraskan standard aturan, fasilitas, sumber daya manusia dan tindakan perkarantinaan dengan lembaga kesehatan hewan dunia terus berlanjut hingga jelang pelaksanaan AG 2018.

Sementara itu, Susanne, wanita asal Jerman yang telah ditunjuk khusus oleh OIE untuk mengawal kesehatan kuda peserta cabang olahraga ketangkasan berkuda, equestrian di Asian Games menyebutkan, Indonesia patut berbangga telah sukses menyelenggarakannya, terutama equestrian yang membawa hewan hidup kuda sebagai sarana kompetisi olahraga tersebut.

Kerja sama dengan laboratorium rujukan OIE untuk penyakit kuda yang telah dijalin selama Asian Games 2018 bakal terus dilanjutkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News