Assad Percaya Diri
Minggu, 05 Februari 2012 – 10:56 WIB
Di sisi lain, lanjut dia, Assad adalah tokoh keturunan suku minoritas Alawi di Syria. "Suku Alawi selalu waswas akan menjadi sasaran genosida. Jadi, sepanjang hidupnya, Assad selalu merasa terancam dan ketakutan," ujar Rifaat. Alhasil, dia pun terbiasa dengan kekerasan.
Untuk mempertahankan diri, lanjut dia, Assad lantas tumbuh sebagai pribadi yang brutal. Demikian pula dengan seluruh keturunan lain Hafez al-Assad. Mereka cenderung keji dan keras kepala jika bersinggungan dengan eksistensi.
Beberapa waktu lalu, dalam wawancara dengan reporter TV ABC Barbara Walters, Assad membantah terlibat dalam serangkaian konflik berdarah yang merenggut sekitar 6.000 nyawa di Syria selama 11 bulan terakhir. "Mereka bukan pasukan saya. Mereka pasukan pemerintah. Mereka bukan milik saya. Saya presiden. Negara ini bukan milik saya. Jadi, mereka bukan pasukan saya," tandasnya. (RTR/CNN/hep/dwi)
DAMASKUS--Presiden Bashar al-Assad sepertinya percaya diri tidak akan terusik di negaranya. Begitulah penuturan seorang politikus dari Lebanon, negeri
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda
- China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun
- Rudal Rusia Sambar Tower Televisi di Kharkiv, Ukraina
- Dua Kelompok WNI Bentrok di Korsel, Ada Korban Tewas
- Tidak Main-Main, India Siap Buka Rahasia Industri Pertahanannya demi Bantu Indonesia