China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun

China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun
Peta wilayah Laut China Selatan (LCS). Ilustrasi: The Economist

jpnn.com, MANILA - Kapal penjaga pantai China menembakkan meriam air ke arah dua kapal Filipina pada Selasa (30/4) dekat perairan dangkal yang disengketakan di Laut China Selatan, menyebabkan kerusakan pada kedua kapal Filipina.

Beijing mengatakan kapal-kapal itu “menyusup secara ilegal” di perairan Huangyan Dao, yang juga dikenal sebagai Scarborough Shoal.

China dan Filipina mempunyai klaim yang bertentangan atas Second Thomas Shoal – juga dikenal sebagai Ayungin Shoal, Bai Co May dan Ren'ai Jiao – yang merupakan terumbu karang terendam di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.

Beijing mengklaim wilayah maritim yang luas di Laut China Selatan berdasarkan apa yang disebut sembilan garis putus-putus, yang menurut Pengadilan Arbitrase Permanen yang berbasis di Den Haag pada 2016 tidak memiliki dasar hukum berdasarkan aturan internasional.

Namun, China mengatakan keputusan tersebut tidak sah dan telah melakukan negosiasi dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sejak 2002 mengenai kode etik di laut yang disengketakan.

Seorang pensiunan kolonel senior Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), Zhou Bo, mengatakan kepada harian South China Morning Post pekan ini bahwa Beijing “tidak pernah menggunakan kekerasan terhadap Filipina.”

“Ya, penjaga pantai China menggunakan meriam air untuk menghalau penjaga pantai Filipina, tapi menurut saya itu adalah pencegahan, bukan penggunaan kekuatan,” katanya.

Zhou mengenang bahwa penjaga pantai Manila-lah yang “menggunakan kekerasan untuk membunuh nelayan China yang tidak bersalah dari daratan dan Taiwan pada tahun 2000, 2006, dan 2013.”

Untuk diketahui, Manila menyebut Laut China Selatan sebagai Laut Filipina Barat.

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News