Astaga, Banyak Pelajar Tebingtinggi Terlibat Prostitusi

Astaga, Banyak Pelajar Tebingtinggi Terlibat Prostitusi
Astaga, Banyak Pelajar Tebingtinggi Terlibat Prostitusi
"Di sekolah, biasanya pelajar perempuan yang masuk kedalam jaringan prostitusi itu tidak masuk pada hari Sabtu dan ada juga pada hari Seninya mereka juga tidak masuk sekolah. Itu dikarenakan anak ayam diboking oleh om-om untuk waktu yang panjang," ungkapnya.

Bahkan dari mereka akan menipu keluarga serta orang taunya dengan alasan menginap dirumah teman untuk melakukan tugas sekolah, ada juga mereka setiap hari Sabtu membawa perlengkapan pakain rumah untuk ganti baju usai pulang sekolah. "30 persen pelajar setingkat SMA dan SMK yang ada di Kota Tebingtinggi terlibat didalam jaringan prostitusi dikalangan pelajar untuk memuaskan om-om lelaki hidung belang," kata Lapan.

Kedepan untuk mengatasi permasalahan sosial tentang prostitusi di kalangan pelajar itu Lapan akan membuat sosialisai disekolah-sekolah untuk menghindarkan agar jangan banyak lagi pelajar yang terjerumus kedalam jaringan prostitusi terselubung dan bahaya penyakit Aids yang datang selalu mengintai generasi muda karena bahaya melakukan hubungan sex dengan lawan jenis tanpa hubungan yang resmi.

Hasil penelusuran Sumut Pos yang dilakukan, malam Minggu lalu (5/5) sekira pukul 12.30 WIB disebuah tempat mangkal minum di Jalan Sudirman Kota Tebingtinggi yang berhasil menemui agen (germo) dari para mucikari, IR (25) warga Tebingtinggi seorang Waria mengatakan bahwa untuk memesan cewek masih pelajar harus merogoh kocek banyak, untuk pelajar sekolah berumur 16 tahun atau kelas II SMA harus mengeluarkan uang sebesar Rp1 juta hingga Rp2 juta.

"Itupun hanya untuk kelas short time," kata IR.

TEBING TINGGI - Sekitar 30 persen pelajar setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Tebingtinggi terlibat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News