Astaga... Bunga Desa Dijual Jadi PSK di Tiga Kota Ini

Astaga... Bunga Desa Dijual Jadi PSK di Tiga Kota Ini
Astaga... Bunga Desa Dijual Jadi PSK di Tiga Kota Ini

Lanjut cerita, sesampainya di Bandung, korban dikenalkan lagi oleh warga Malaysia tadi ke seorang pengusaha diskotik di wilayah Sukajadi, Bandung. 

"Sesudah dianter pulang itu, saya dikenalin disitu untuk bekerja sebahai sexy dancer selama dua tahun," imbuhnya.

Dengan alasan untuk bekal hidup dan bisa pulang ke Sukabumi, ia menerima tawaran itu. Selama bekerja sebagai sexy dancer, korban bertemu dengan salah satu tetangganya di Sukabumi, Yuni yang juga bekerja sebagai PSK di Kota Kembang. Lewat Yuni, korban bisa pulang dan bertemu dengan kedua orang tuanya. 

"Selama lima tahun saya tidak bisa ngehubungi keluarga, soalnya handphone (Hp) tidak ada dan saya juga lupa alamat tinggal saya di Kota Sukabumi," terangnya. 

Sementara itu, Imas (42) ibu kandung korban merasa sakit hati dan sedih melihat anaknya yang berparas cantik itu pulang dengan keadaan sakit. Menurut Imas, anaknya pergi bekerja tanpa pamit sejak 2000 silam. 

"Saya sudah terpisah sama anak selama lima tahun, waktu itu anak saya masih berumur 16 tahun, awalnya memang bilang katanya mau kerja, saya bilang kerja apaan dan awas tertipu, soalnya anak saya kan cuma tamatan SD, tapi waktu pergi dia gak pamit makanya saya bingung dan terus cari anak saya kemana-mana," ujarnya sambil menangis. 

Imas tidak menyangka, jika anaknya mengalami kejadian memilukan ini. Sebab menurutnya kepolosan korban dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Imas pun mengaku sempat pergi ke rumah RS untuk menanyakan langsung soal pekerjaan yang ditawarkan terhadap anaknya.
 
"Waktu anak saya bilang mau kerja itu, saya langsung datang ke RS untuk nanya langsung mau kerja apa, orangnya baik tidak nyangka juga kalau ternyata RS itu germo, waktu anak saya hilang juga RS susah ditemuin," keluhnya. 

Kini Imas berharap jika pelaku yang tega menjual anaknya tersebut bisa segera ditangkap dan dihukum dengan berat. Sementara itu, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Sukabumi, melalui sekretarisnya Joko Kristiyanto mengatakan, masalah yang dihadapi korban sangat serius, dan perlu adanya pendampingan khusus.

SUKABUMI - Sungguh malang nasib RA (21), bunga desa asal Kampung Ciseupan, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News