Asyiknya Menikmati Program Wisata Homestay di Kampung Malaysia

Ada Spa Lumpur dan Gigitan Lintah di Sungai

Asyiknya Menikmati Program Wisata Homestay di Kampung Malaysia
Asyiknya Menikmati Program Wisata Homestay di Kampung Malaysia
Saat malam, peserta dikumpulkan di Balai Raya untuk mengikuti malam kebudayaan berupa upacara perkawinan adat. Yang menjadi "pengantin" adalah peserta homestay. Mereka didandani ala pengantin Malaysia, lalu ditandu dan diarak menuju pelaminan. Acara itu dimeriahkan atraksi bunga api dari sabut kelapa menyala yang diputar-putar menjadi tontonan yang menarik. Semua serba alami dan penuh kesederhanaan.

 

Model wisata pedesaan di Malaysia tersebut ternyata dirintis sejak 1996. Program turisme itu sebenarnya juga pernah dikembangkan di Jogjakarta dengan Desa Wisata-nya. Bedanya, di Malaysia disokong penuh kementerian pariwisata, sedangkan di Indonesia kurang. Promosi, fasilitas, dan pengembangan sumber daya pendukung program homestay di Malaysia diberikan secara berkesinambungan.

 

Menurut Wakil Menteri Pelancongan Dr Datuk James Dawos Mamit, Malaysia kini bergiat mengembangkan wisata yang lebih berorientasi mengangkat ekonomi rakyat sekaligus mengenali kehidupan alami di pelosok Malaysia. Itu dilakukan untuk mencapai target 38 juta wisatawan hingga 2020.

 

Dalam konteks itulah, Dawos menguraikan empat bidang yang digarap Kementerian Pelancongan Malaysia dengan mengkhususkan pada minat dan pasar yang ada. "Untuk turis-turis dari Jepang, kami kembangkan wisata lifestyle. Dari Korea, kami kembangkan wisata belajar bahasa Inggris. Indonesia dengan wisata belanja, pengobatan, dan homestay serta pertukaran pelajar," jelas pejabat yang senang lagu-lagu ST12 dan Letto itu ketika menerima rombongan peserta homestay dari Indonesia.

 

Kementerian Pelancongan Malaysia menargetkan 38 juta wisatawan berkunjung ke negerinya hingga 2020. Untuk mencapai target itu, Malaysia kini gencar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News