Aturan COVID-19 di Sydney Akan Dilonggarkan, Tapi Dampaknya Akan Dirasakan Lama Oleh Warga

Aturan COVID-19 di Sydney Akan Dilonggarkan, Tapi Dampaknya Akan Dirasakan Lama Oleh Warga
Ehab Hadi dan keluarganya telah menunggu selama berbulan-bulan untuk bisa bertemu keponakannya yang baru lahir. (Supplied)

Rasa marah dan dendam dari warga kepada pemerintah mungkin tidak lahir karena pandemi COVID-19, tetapi semakin menunjukkan adanya sikap tersebut, menurut Holly Seale, seorang pakar sosial penyakit menular dari University of New South Wales.

"Dengan rasa kebebasan yang meningkat, beberapa warga mungkin merasa berbeda, tetapi penting untuk tidak membiarkannya berlalu tanpa berkaca dan mengamati apa yang telah terjadi," katanya.

"Masalahnya akan dimulai jika pemerintah tidak memetik dari pelajaran dan mulai menerapkannya pada program vaksinasi, bagaimana menanggapi kanker, serta masalah kesehatan dan sosial lainnya karena itu nantinya akan menjadi kegagalan yang nyata," ujar Holly.

Menteri Utama New South Wales, Premier Gladys Berejiklian, mengatakan ia tidak menyesali dengan cara pemerintahannya menangani pandemi.

"Ini sangat sulit, tetapi ketika saya melihat ke belakang, tidak ada satu keputusan pun, kami tidak melakukan semuanya dengan benar, tetapi saya tidak menyesali se detik pun strategi yang kami lakukan," katanya Senin kemarin.

Satu hal lain yang juga disebutkan dalam laporan tersebut adalah perbedaan dalam tiap-tiap keluarga.

"Pendapat yang mengatakan kita dapat memasukkan semua orang ke dalam kotak yang sama dalam tatanan kesehatan tidaklah berhasil," kata Dr Archana.

Ia juga mengatakan tekanan akan meningkat ketika seorang anggota keluarga dipisahkan, padahal mereka memiliki hubungan yang sangat kuat antar generasi.

Bagi warga Australia yang memiliki budaya kekerabatan keluarga yang sangat kuat, berpisah di saat 'lockdown' telah menimbulkan tekanan batin

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News