Aturan Validasi IMEI Bakal Diterapkan, Bawa Angin Segar Bagi Evercoss

Aturan Validasi IMEI Bakal Diterapkan, Bawa Angin Segar Bagi Evercoss
Ilustrasi ponsel genggam. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Evercoss mendukung langkah strategis terkait rencana pemerintah melakukan aturan validasi IMEI (International Mobile Equipment Identity). Aturan tersebut menurt Suryadi Willim, Marcomm Manager Evercoss akan berdampak positif terhadap persaingan smartphone di tanah air. Menurut Suryadi dengan dirilisnya kebijakan tersebut akan mengerem peredaran ponsel Black Market (BM)  karena  nomor IMEI-nya tidak terdaftar di perindustrian.  

Sebagaimana diketahui dengan system yang dimiliki pemerintah bernama SIBINA (Sistem Informasi Basisdata IMEI Nasional) mampu mendeteksi terhadap IMEI smartphone. Jika IMEI sebuah smartphone tidak terekam di system itu, maka ponsel tersebut secara otomatis direkomendasikan oleh SIBINA agar operator memblokir layanan.

Dengan adanya system tersebut Evercoss merasa ada harapan untuk kembali berkompetisi lebih sengit di industri smartphone tanah air. Bagaimanapun peredaran ponsel black market menurut Suryadi sangat berdampak terhadap pasar smartphone di tanah air.  

Menurutunya dengan harga yang sama, semisal Rp1,2 juta konsumen bisa mendapatkan smartphone black market dengan spesifikasi lebih tinggi dibanding dengan smartphone Evercoss. Mestinya, harga smartphone tersebut berada pada kisaran Rp1,5-Rp1,7 juta- Smartphone black market ini bisa menjualnya dengan harga Rp1,2 juta, malahan ada yang di bawah harga pasaran.

”Bagaimana kami bisa bersaing dengan smartphone black market. Posisi kami sebagai pemain legal dan menaati peraturan justru disengat dengan siraman ponsel black market. Dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun ini kami tersengat dengan gempuran ponsel black market. Jika ini tidak segera diantisipasi, kami yakini akan berdampak lebih buruk lagi terhadap industri smartphone nasional secara keseluruhan. Kami membaca laporan dari Asosiaasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI), peredaran ponsel black market mencapai 20-30 persen. Merugikan Negara sekitar Rp2,8 triliun per tahun. Angka yang sangat fantastis,” beber Suryadi.

Bagaimanapun, maraknya smartphone black market sangat merusak ekosistem industri. Terlebih, Evercoss suduh memiliki pabrik smartphone di Semarang dan merakit sendiri smartphone sangat merasakan dampak negatif peredaran smartphone BM.

Nah, dengan akan terbitnya aturan Validasi IMEI,  Evercoss optimistis bisa kembali bersaing dengan sengit dan bisa bertengger di TOP 5 market share smartphone Indonesia. Sekarang ini brand kebanggan masayarakat Indonesia mengandalkan XTREAM Series. Beberapa smartphone Xtream series yang beredar di pasara adalah Xtream 2 Plus,  smartphone dengan spesifikasi gaming ini disupport dengan RAM 2GB, CPU Octa Core 1.6 GHz.

Layar yang dimiliki Xtream 2 Plus ini terbilang lebar, 5.5 inchi dengan teknologi IPS full screen. Sehingga memainkan game di layar smartphone tersaa lebih nyaman dan lapang. Harganya pun sangat terjangkau dibawah Rp1 juta, memiliki keunggulan berupa Unlimited YouTube untuk 24 Jam selama satu tahun.

Dengan adanya system tersebut Evercoss merasa ada harapan untuk kembali berkompetisi lebih sengit di industri smartphone tanah air. Bagaimanapun peredaran ponsel black market menurut Suryadi sangat berdampak terhadap pasar smartphone di tanah air.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News