Audit BPK Bisa Jadi Nafas Lega Bagi Pertamina

Audit BPK Bisa Jadi Nafas Lega Bagi Pertamina
Audit BPK Bisa Jadi Nafas Lega Bagi Pertamina

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu merasa lega atas hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), terkait temuan adanya kerugian Pertamina yang mencapai lebih dari Rp5,7 triliun.

Kerugian itu timbul dari harga jual elpiji non subsidi 12 kg yang masih jauh di bawah harga pokok perolehan. Menurut Said, dengan adanya hasil audit itu telah membuka mata pemerintah dan masyarakat bahwa Pertamina selama ini telah lama menangung kerugian.

Said mengibaratkan Pertamina sebagai pembantu yang kerap diselingkuhi pemerintah selama ini. Sehingga audit tersebut bisa sedikit membantu Pertamina mengurangi biaya kerugian.

"Saya berterima kasih pada BPK, karena 'perselingkuhan' ini akhirnya terungkap. Adanya hasil audit itu ibarat Pertamina menemukan transitnya berselingkuh dan ini akhirnya ketauan," ujar Said dalam diskusi panel dengan tema 'Elpiji Naik Salah Siapa'? di Gedung PBNU, Jalan Kramat Jati, Jakarta, Selasa (14/1).

Selama ini Pertamina selalu mengalami kendala jika berencana akan menaikkan harga BBM ataupun elpiji. Padahal kerugian Pertamina sudah semakin banyak. "Pertamina pasti selalu disalahkan, jadi lewat audit BPK kemarin bisa menjadi nafas segar bagi Pertamina. Bahwa mereka ya benar-benar mengalami kerugian. Meski naiknya cuma seribu dan itu juga Pertamina masih rugi," sebut Said.

Selain itu, Said juga mengibaratkan Pertamina sebagai pembantu yang kaya dan cantik, yang bisa diperintah kapan saja karena fungsinya memang sebagai pembantu. "Pertamina itu meski jadi pembantu tapi dia kaya dan cantik. Itu bedanya," terang Said. (chi/jpnn)


JAKARTA - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu merasa lega atas hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), terkait temuan adanya kerugian


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News