Aung San Suu Kyi Menghadapi Dua Dakwaan Baru, Protes di Myanmar Terus Berlanjut

Polisi dan tentara kemudian menggerebek sebuah gereja di kota itu dan menahan 11 orang, kata satu kelompok gereja.
Kudeta ini menghentikan langkah tentatif Myanmar menuju demokrasi setelah hampir 50 tahun ada di bawah pemerintahan militer.
Langkah yang diambil militer Myanmar ini telah menuai kecaman dari sejumlah negara Barat, dan menjadi pusat perhatian di antara negara-negara tetangga Myanmar.
Para menteri luar negeri dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), di mana Myanmar adalah anggotanya, akan mengadakan pertemuan melalui video daring pada Selasa (02/03) hari ini untuk membahas kudeta tersebut dan mendengarkan keterangan dari perwakilan militer Myanmar, kata Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan.
Para jenderal selama bertahun-tahun mengabaikan tekanan diplomatik, sebagian karena dukungan China dan Rusia.
Junta telah menjanjikan pemilihan baru tetapi belum menetapkan tanggal.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan sedikitnya 270 orang ditahan pada Minggu, membuat angka orang yang ditangkap sejak kudeta menjadi total 1.132 orang.
External Link: Demonstrators return to Myanmar's streets a day after at least 18 were killed.
Pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi muncul di pengadilan ketika pada saat yang bersamaan para pendukungnya turun ke jalan di beberapa kota besar dan kecil untuk menentang tindakan keras pada hari yang paling berdarah sejak kudeta militer 1
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka