Australia Buang Limbah Radioaktif di Malaysia, Koalisi Pakatan Harapan Pecah

Perusahaan tambang Australia Lynas yang beroperasi di Malaysia kini "diusir" dari sana setelah limbah radioaktifnya didapati semakin menumpuk. Tapi PM Mahathir Muhammad menyebut limbah ini tak berbahaya bagi warga setempat.
Selain perusahaan Tiongkok, Lynas adalah satu-satunya produsen mineral langka di dunia saat ini.
Mineral langka sangat penting dalam produksi peralatan berteknologi tinggi termasuk telepon pintar, peluru kendali laser dan baterai mobil listrik.
Bijih mineral langka ini ditambang di Australia Barat dan dikirim ke Malaysia karena biaya pemrosesan jauh lebih murah.
Limbah radioaktif tingkat rendah merupakan produk sampingan dari proses pengayaan mineral ini.
Dalam aksi demo di Kuantan belum lama ini, ratusan warga menentang keputusan Perdana Menteri Dr Mahathir Mohamad untuk memperpanjang izin operasi Lynas.
"Radioaktif akan turun-temurun ke anak cucu kita," kata Moses Lim, insinyur kimia yang ikut memprotes perusahaan itu.
"Kita mungkin sudah tiada, tapi cucu kita akan menyesali kita semua," katanya.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas