Australia Day Jadi Kesempatan Promosikan Budaya Indonesia
Seperti yang diungkapkan Defin Pangkey asal dari Manado yang mengenakan pakaian adat Bangka Belitung.
"Saya sangat senangkarena bukan hanya warga Australia yang hadir di acara ini tapi juga turis-turis mancanegara," katanya.
Photo: Defin Pangkey mengatakan bangga bisa mengenakan pakaian adat Bangka Belitung di tengah masyarakat mancanegara di Australia. (Foto: ABC News/Natasya Salim)"Saya sangat bangga sekali apalagi mewakili Indonesia. Mengikuti acara ini hari ini sangat luar biasa."
Tentang kontroversi Hari Australia
Usai pawai 'Australia Day' berakhir, sekitar 10.000 orang memenuhi halaman gedung Parlemen Victoria di Melbourne.
Dengan membawa bendera suku Aborigin, mereka berunjuk rasa menuntut agar perayaan 'Australia Day' dihapuskan, karena dianggap sebagai hari penjajahan atas warga asli benua Australia.
Photo: Kurang lebih 10.000 orang melakukan demo "Hapuskan Hari Australia" di Melbourne. (ABC News: Joseph Dunstan)
Tidak hanya di Melbourne, unjuk rasa dilakukan serentak oleh warga Australia lainnya di Brisbane, Tasmania, bahkan di luar negeri seperti di kota London, Inggris.
Meski perayaannya menuai protes, 'Australia Day' sebagai hari nasional telah dijadikan ajang untuk mempromosikan budaya para pendatang, termasuk dari Indonesia
- HUT ke-44 Dekranas, Parade Mobil Budaya Pecahkan Rekor MURI
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Setia Melestarikan Seni Budaya, Rina Ciputra Raih Penghargaan Nusantara Awards 2024
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Sajikan Tayangan Budaya, Indonesiana.TV Sabet Penghargaan