Australia Day Jadi Kesempatan Promosikan Budaya Indonesia

Australia Day Jadi Kesempatan Promosikan Budaya Indonesia
Komunitas Indonesia di Melbourne mengenakan pakaian daerah dari 10 provinsi

Seperti yang diungkapkan Defin Pangkey asal dari Manado yang mengenakan pakaian adat Bangka Belitung.

"Saya sangat senangkarena bukan hanya warga Australia yang hadir di acara ini tapi juga turis-turis mancanegara," katanya.

"Saya sangat bangga sekali apalagi mewakili Indonesia. Mengikuti acara ini hari ini sangat luar biasa."

Australia Day Jadi Kesempatan Promosikan Budaya Indonesia Photo: Defin Pangkey mengatakan bangga bisa mengenakan pakaian adat Bangka Belitung di tengah masyarakat mancanegara di Australia. (Foto: ABC News/Natasya Salim)

 

Tentang kontroversi Hari Australia

Usai pawai 'Australia Day' berakhir, sekitar 10.000 orang memenuhi halaman gedung Parlemen Victoria di Melbourne.

Dengan membawa bendera suku Aborigin, mereka berunjuk rasa menuntut agar perayaan 'Australia Day' dihapuskan, karena dianggap sebagai hari penjajahan atas warga asli benua Australia.

Australia Day Jadi Kesempatan Promosikan Budaya Indonesia Photo: Kurang lebih 10.000 orang melakukan demo "Hapuskan Hari Australia" di Melbourne. (ABC News: Joseph Dunstan)

 

Tidak hanya di Melbourne, unjuk rasa dilakukan serentak oleh warga Australia lainnya di Brisbane, Tasmania, bahkan di luar negeri seperti di kota London, Inggris.

Meski perayaannya menuai protes, 'Australia Day' sebagai hari nasional telah dijadikan ajang untuk mempromosikan budaya para pendatang, termasuk dari Indonesia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News