Australia Dianggap Memberikan Harapan Palsu kepada Pelajar Internasional
"Kita punya tanggung jawab untuk bicara apa adanya kepada para lulusan soal kecil kemungkinan untuk menetap secara permanen."
"Untuk kebanyakan lulusan, jawaban yang seharusnya mereka dengar adalah mereka tidak diberikan tawaran hak kerja sehingga mereka bisa pulang lebih awal."
Menimbulkan masalah akibat ketidakpastian
Laporan tersebut mencatat, jumlah pemegang visa 'Temporary Graduate' melonjak dua kali lipat hingga 200.000 sejak tahun 2019.
Mudahnya pemberian kerja di Australia setelah lulus diprediksi bisa melipatgandakan jumlah pemegang visa 'Temporary Graduate' menjadi 370.000 pada tahun 2030.
Brendan mengatakan hal ini malah akan membuat lebih banyak lulusan terjebak dalam ketidakpastian akibat visa, apalagi di tengah tekanan sulitnya menyewa rumah di Australia.
Seperti kebanyakan mahasiswa internasional lainnya, Mufthi Thanzeel belajar di Australia dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai bidangnya setelah lulus kuliah.
Ia juga berharap bisa menjadi 'permanent resident' atau penduduk tetap.
Namun, empat bulan setelah menyelesaikan gelar Masternya di Flinders University Adelaide, nasib pria berusia 27 tahun tersebut masih tidak menentu.
Sebuah laporan terbaru mengatakan lulusan pelajar internasional diberi harapan palsu untuk bisa menetap di Australia
- Dunia Hari Ini: Empat Warga India Tewas Tertimpa Papan Reklame
- Bakamla RI Menjemput 18 Nelayan Indonesia di Australia, Lihat
- Dunia Hari Ini: Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi, 37 Orang Tewas
- Verifikasi dengan Swafoto Bersama Kartu Identitas: Seberapa Aman dan Bisa Diandalkan?
- Polda NTT Periksa 6 WNA Asal Tiongkok
- Dunia Hari Ini: Surat Kabar Inggris Digugat Pangeran Harry