Australia Melakukan Persiapan Untuk Jadi Negara Bebas Kanker Leher Rahim di Tahun 2035

Tes ini pertama kali diperkenalkan di Australia pada tahun 2017, sebagai bagian dari perombakan program screening nasional. Namun, pemakaian alat swaperiksa ini belum sebesar yang diharapkan.
Menurut Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia, antara tahun 2002 dan 2012, sebagian besar wanita yang didiagnosis dengan kanker serviks tidak pernah di-screening sama sekali.
Kondisi itu sangat mengecewakan Profesor Frazer.
"Tantangannya adalah membuat perempuan ikut serta dalam program screening," katanya.
"Bila kita dapat mempermudah prosesnya, dan tidak terlalu menyakitkan atau bahkan tidak terlalu sulit secara emosional, maka jelas akan membantu program screening," tambah Prof Frazer.
"Kanker serviks tidak terjadi pada perempuan yang diperiksa secara teratur karena kita bisa melacaknya sebelum menjadi kanker. Dan kita dapat mengobatinya," jelasnya.
Screening ini bertujuan mendeteksi human papillomavirus (HPV), yang merupakan penyebab sekitar 90 persen dari semua kanker serviks.
Pemeriksaan rutin ini ditanggung oleh asuransi Medicare setiap lima tahun bagi siapa saja yang berusia antara 25 dan 74 tahun.
Australia bertekad jadi negara bebas kanker serviks dalam hitungan beberapa tahun mendatang
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan