Australia Tak Lagi Membatasi Jam Kerja Mahasiswa Asing di Sektor Rawan COVID-19. Apakah Ini Bentuk Eksploitasi?

Australia Tak Lagi Membatasi Jam Kerja Mahasiswa Asing di Sektor Rawan COVID-19. Apakah Ini Bentuk Eksploitasi?
Keputusan pemerintah menghapus batasan kerja 40 jam per dua minggu bagi mahasiswa internasional memungkinkan Judy Ann Imperial asal Filipina bekerja full time. (Supplied)

Departemen Dalam Negeri kemudian menerapkan pengecualian tersebut ke sektor industri lainnya.

Pekan lalu, pembatasan jam kerja mahasiswa asing itu dihapus untuk sektor perawatan lanjut usia terlepas sejak kapan mereka mulai bekerja di sektor ini.

Ketua Council of International Students Australia Belle Lim kepada ABC mengatakan bahwa sepengetahuannya, pemerintah tidak berkonsultasi dengan organisasi mahasiswa asing tentang perubahan ini.

Mengingat pemerintah enggan membantu mahasiswa asing yang ada di negara ini selama pandemi, kata Belle, perubahan itu "tentu saja mendekati eksploitasi mahasiswa asing".

Menurut dia, mahasiswa asing hanya digunakan untuk menutupi kekosongan ekonomi yang muncul akibat penutupan perbatasan.

"Pemerintah telah memberikan insentif kepada mahasiswa internasional untuk mengisi kekosongan yang biasanya dikerjakan oleh pekerja migran atau pemegang visa sementara lainnya," jelas Belle.

Seorang juru bicara Departemen Dalam Negeri menjelaskan perubahan kebijakan itu bertujuan "mengisi kekurangan tenaga kerja langsung di industri kritis" dan memberikan peluang kerja bagi mereka yang menjadi pengangguran akibat COVID-19.

Sebuah studi tahun 2020 oleh Unions New South Wales tentang dampak pandemi pada pekerja migran menemukan 31 persen dari mahasiswa asing mengaku kekurangan uang untuk membayar sewa tempat tinggal.

Pemerintah Australia telah mencabut batasan jam kerja untuk mahasiswa asing di sektor esensial selama pandemi, namun sejumlah pihak menilai perubahan ini eksploitatif

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News