Autis Bukan Penyakit

Autis Bukan Penyakit
Autis Bukan Penyakit
Gayatri juga menjelaskan bahwa orangtua tidak perlu buru-buru menjalan terapi autisme yang mahal-mahal, karena kunci utama untuk terapi autisme adalah membuat anak mampu berkomunikasi.

“Boleh ikut terapi lumba-lumba, tapi setelah tiga terapi dasar autisme sudah bisa dijalani. Terapi seperti lumba-lumba itu adalah terapi tambahan dan berfungsi untuk membuat anak relaksasi bukan menjadi mandiri,” jelas Gayatri.

Tiga terapi dasar autisme yang dimaksudkan adalah Terapi perilaku (Applied Behavioral Analysis), mengajarkan anak agar patuh, Terapi okupasi, untuk melatih kemampuan motorik halus atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan otot-otot kecil yang ada di dalam tangan, misalnya menulis, mengancing baju, memegang sendok, dan sebagainya serta Terapi wicara

Selain itu anak autis juga butuh dukungan yang kuat. Tidak hanya dari orangtua atau keluarga, melainkan dari lingkungan sekitarnya termasuk dukungan media. Gayatri menuturkan bahwa dalam merawat anak autis, orangtua sebaiknya saling berbagi tugas. Pembagian tugas ini bisa dijalankan sesuai dengan kelebihan dari masing-masing karakter ibu atau ayah serta waktu yang mereka miliki. Semisal jika ayah pandai matematika, maka tugas mendampingi anak membuat pekerjaan rumah matematika dilakukan sang ayah.

SELAMA ini begitu banyak stigma negatif tentang autis beredar di masyarakat. Ada yang bilang autis disebabkan santet, autis itu sama dengan gila,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News