Avtur Eceran

Oleh: Dahlan Iskan

Avtur Eceran
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Kalaupun belum bisa bayar koran harus tetap terbit setiap hari. Utang ke percetakan pun menumpuk. Kian sulit ditagih. Pun ketika sampai tak tertahankan lagi.

Percetakan pun mengancam:  menghentikan cetak. Yang diancam cuek: bisa pindah ke percetakan lain. Utang lebih sulit lagi ditagih.

Biasanya percetakan lantas menetapkan cara keras: koran edisi hari itu baru bisa dicetak kalau sudah ada pembayaran untuk hari itu. Yang harga cetaknya sudah sedikit dinaikkan. Biasanya ditambah cicilan utang lama, semampunya.

Koran yang diperlakukan keras seperti itu bisa lebih berhasil. Manajemennya terpaksa kerja keras: cari uang lebih banyak. Terpaksa pula lebih berhemat.

Saya pernah mengalaminya seperti itu. Sering.

Maka Pertamina sudah benar kalau meniru gaya percetakan seperti itu.

Apakah untuk BBM eceran ini Pertamina mengenakan harga sedikit lebih tinggi ke Garuda?

Apakah juga mengharuskan Garuda mencicil utang lama biarpun ala kadarnya?

Sebenarnya Garuda masih punya 40 lebih pesawat. Masalahnya: mau diterbangkan pakai bahan bakar apa?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News