Awal Ramadan Potensi Tak Sama

Awal Ramadan Potensi Tak Sama
Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperkirakan, akan ada potensi perbedaan dalam penetapan 1 Ramadan 1437 H/2016 M ini. 

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menjelaskan, ada tiga sistem atau kriteria penetapan kalender hijriyah. Seperti penetapan 1 Ramadan, 1 Syawal, 1 Dzulhijjah, dan bulan-bulan kalender hijriyah lainnya.

Ketiga kriteria itu adalah Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah, Imkanul Rukyah (tinggi hilal minimal 2 derajat) Nahdlatul Ulama (NU), dan kriteria Hisab-Rukyah (tinggi hilal 4-6 derajat) acuan Persis (Persatuan Islam).

Dari ketiga acuan itu, Thomas mengatakan NU dan Muhammadiyah bakal kompak mengawali puasa pada 6 Juni. Pasalnya tinggi hilal pada 5 Juni sudah memenuhi kriteria pemantauan (rukyah) hilal.

"Namun dalam acuan Persis, tinggi hilal belum memenuhi kriteria," katanya di Jakarta kemarin. Sehingga ada potensi Persis mengawali puasa 7 Juni.

Menurut Thomas, PP Muhammadiyah melalui sistem hisab dan kriteria Wujudul Hilal-nya, sudah memastikan 1 Ramadan jatuh pada 6 Juni dan 1 Syawal pada 6 Juli. Sementara NU seperti biasa masih menunggu rukyah dan sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag).

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Machasin mengatakan sidang isbat 1 Ramadan digelar 5 Juni. Sementara sidang isbat 1 Syawal digelar 4 Juli.

Dia menuturkan Ramadan tahun ini akan berdurasi 30 hari. Pasalnya posisi hilal pada 4 Juli masih minus. Sehingga durasi bulan puasa digenapkan (isti'mal) jadi 30 hari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News