Awalnya Dokter Mengira Dakota Harus Dirawat di IGD Akibat COVID, Tapi Ternyata Karena 'Vaping'

Awalnya Dokter Mengira Dakota Harus Dirawat di IGD Akibat COVID, Tapi Ternyata Karena 'Vaping'
Dakota Stephenson mengaku ia melakukan 'vaping' untuk membuat dirinya tenang. (ABC News: Chris Taylor)

"Kita paham anak muda menganggap produk rokok elektrik relatif tidak berbahaya, tetapi sebenarnya tidak demikian," katanya.

"Rokok elektrik mengandung karsinogenik, logam berat dan perasa yang diciptakan untuk dicerna, bukan dihirup."

Dokter Jancey juga mengatakan 'vape' mengandung nikotin, yang berbahaya bagi perkembangan otak remaja, karena membuat gangguan pada fungsi otak dan daya ingat.

Namun masalahnya rokok elektrik dipromosikan secara luas di jejaring sosial oleh produsen dan 'influencer'.

Lembaga pengatur kesehatan di Amerika Serikat mulai melihat kasus EVALI meningkat pada 2019.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, lebih dari 2.800 orang telah dirawat di rumah sakit atau meninggal karena kondisi EVALI antara Maret 2019 dan Februari 2020.

Data laboratorium juga menunjukkan vitamin E asetat, yakni zat tambahan dalam beberapa produk rokok elektrik atau vaping yang mengandung THC, sangat erat dengan kasus EVALI yang meningkat.

Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi dari laporannya dalam bahasa Inggris

Dakota tidak pernah menyangka kebiasaan 'vaping' telah membuatnya dirinya harus bernapas dengan alat bantu di unit gawat darurat

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News