Awas, Bisa Merembet ke 80 Negara

Kasus Indomie

Awas, Bisa Merembet ke 80 Negara
Awas, Bisa Merembet ke 80 Negara
JAKARTA -- Pemerintah dan semua pihak terkait diharapkan tidak menganggap sepele kasus Indomie di Taiwan. Jangan dianggap perkara itu sebagai masalah kecil yang akan hilang dengan sendirinya. Sebaliknya, harus ditangani secara baik dengan melakukan komunikasi dan edukasi di dalam dan luar negeri.

Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman (Gapmmi) Franky Sibarani, mengatakan penemuan kandungan Nipagin dalam kecap Indomie di dua jenis Indomie (keduanya mie goreng) di Taiwan menyisakan dua pekerjaan rumah (PR) yang harus segera ditangani. "Dalam situasi ini ada dua pekerjaan besar yang harus kita lakukan. Pertama komunikasi ke luar (negeri) secara G to G (Government to Government) dan B to B (Business to Business)," ujarnya di kantor Kementerian Perindustrian, kemarin.

Kedua, kata Franky, melakukan komunikasi di dalam negeri yang juga tidak mudah. Sebab, kata Franky, market di dalam negeri untuk mie instan juga sangat besar. Pada 2009 konsumsi mie instan domestic mencapai 1,8 juta ton. "Konsumen di dalam negeri pun harus diyakinkan bahwa memang (mengonsumsi mie instan) aman. Jangan terpengaruh dengan yang di luar. Menurut saya yang terbesar itu justru market kita. Itu adalah PR yang harus kita selesaikan juga," ucapnya.

Menurut Franky, masalah Indomie ini bukan masalah Indomie saja tetapi masalah Indonesia di perdagangan global. Indonesia harus belajar dari pengalaman peristiwa Melamin yang menerpa Tiongkok. Saat itu, kandungan melamin dalam susu menewaskan satu orang di sana dan setelah dilakukan pengecekan ternyata melamin adalah salah satu penyebab kematian tersebut.

JAKARTA -- Pemerintah dan semua pihak terkait diharapkan tidak menganggap sepele kasus Indomie di Taiwan. Jangan dianggap perkara itu sebagai masalah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News