Awas, LKS jadi Ajang Pungli di Sekolah
Kamis, 15 Juli 2010 – 17:34 WIB
JAKARTA - Direktur Pembinaan SD Kemdiknas, Mudjito mengatakan, penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam proses belajar mengajar di sekolah dinilai sangat tidak efektif dan tidak mendorong kreativitas siswa. LKS juga menunjukkan betapa rendahnya kreativitas guru
"Dengan penggunaan LKS, daya pikir siswa dipolakan dengan pertanyaan yang sudah terstruktur sehingga nantinya siswa tidak berkembang dan hanya terpaku pada pertanyaan seputar itu-itu saja," jelas Mudjito ketika ditemui di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Kamis (15/7).
Mudjito menjelaskan, soal-soal yang terdapat di dalam LKS sebenarnya juga tidak terlalu memberikan manfaat bagi para siswa. Menurutnya, para guru pun sebenarnya mampu membuat soal-soal serupa layaknya di dalam LKS tersebut. "Kalau sampai guru memaksa para siswa untuk membeli atau memiliki LKS, itu sudah pertanda bahwa gurunya malas," jelasnya.
Selain itu, Mudjito juga mengkhawatirkan jika guru mewajibkan para siswa untuk membeli LKS di sekolah. ini bisa menjadi salah satu bentuk pungutan liar yang dilakukan oleh sekolah. "Saya khawatir kewajiban LKS itu sebagai alasan untuk melakukan pungli. Akhirnyan LKS digunakan sebagai ajang bisnis sekolah," tandasnya.
JAKARTA - Direktur Pembinaan SD Kemdiknas, Mudjito mengatakan, penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam proses belajar mengajar di sekolah dinilai
BERITA TERKAIT
- Jadi PTS Terbaik se-Indonesia, Atma Jaya Jakarta Raih Kategori Lulusan Mudah dapat Kerja
- Promosi Doktor Universitas Trisakti, Ira Sudjono Raih Predikat Cum Laude
- Cheeky Peeky Playhouse Tawarkan Kurikulum Reggio Emilia Bagi Anak Usia Dini
- Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024, Besok Pengumuman, Cermati Seluruh Tahapannya
- UPN Veteran Jatim Komitmen Mendukung Digitalisasi di Desa
- Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 Dimulai 15 Mei, Hanya di Link Ini