Awasi Pengidap HIV/AIDS di Dolly

Awasi Pengidap HIV/AIDS di Dolly
Awasi Pengidap HIV/AIDS di Dolly

jpnn.com - SURABAYA – Pasca penutupan lokalisasi Dolly-Jarak, Pemkot Surabaya dihadapkan pada pekerjaan besar untuk memantau penderita HIV/AIDS. Semua instansi dikerahkan untuk tetap mengendalikan penularan penyakit berbahaya itu dari berbagai sisi.

Langkah utama pemkot adalah menggerakkan 62 puskesmas yang tersebar di seluruh Surabaya. Tenaga medis di puskesmas itu telah dibekali kemampuan dan peralatan untuk mendeteksi penyakit HIV/AIDS. Mereka akan secara aktif mencari orang-orang yang diduga menderita penyakit tersebut. ”Petugas bisa mendatangi orang yang dicurigai dan mengetesnya,” kata Kepala Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Surabaya dr Mira Novia, Sabtu (19/7).

Selain cara jemput bola semacam itu, ada delapan puskesmas yang disiapkan untuk menerima penderita HIV/AIDS. Yakni, Puskesmas Putat Jaya, Perak Timur, Sememi, Dupak, Jagir, Manukan Kulon, Kedurus, dan Tanah Kali Kedinding. Puskesmas tersebut memiliki tenaga medis khusus yang bisa memberikan penanganan awal untuk penderita. ”Semua tes itu juga gratis,” ungkapnya.

Selain berbasis puskesmas, pencarian penderita HIV/AIDS melibatkan pengurus lembaga swadaya masyarakat. Terutama untuk mendekati komunitas-komunitas yang rentan terhadap pergaulan bebas. ”Lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi tempat transaksi seks juga kami datangi,” ujarnya.

Langkah itu bertujuan menjaring para penderita HIV/AIDS di Surabaya. Sebab, setiap tahun jumlah pengidap penyakit itu bertambah cukup banyak. Pada Januari hingga Mei saja, terdeteksi 281 orang. Perinciannya, 171 orang terjangkit HIV dan 110 sudah terkena AIDS.

Data tersebut menambah daftar panjang pengidap HIV/AIDS pada 2013 sebanyak 754 orang. Sebanyak 501 menderita HIV dan sisanya terkena AIDS. Pada 2012 yang terdeteksi penyakit itu mencapai 752 orang dengan klasifikasi 418 terkena HIV dan 334 orang mengidap AIDS. ”Data itu bertambah dari tahun ke tahun. Jadi, tiap tahun ada kasus baru,” ujarnya.

Khusus di Dolly-Jarak juga ditemukan kasus baru. Temuan itu didapatkan Dinkes Surabaya pada saat memeriksa kesehatan para pekerja seks komersial (PSK) yang mengambil dana kompensasi pada Juni lalu. Ada 45 orang yang terpapar HIV/AIDS. Sebanyak 36 orang di antaranya merupakan penderita baru.

Mereka yang terdata itu diberi surat rekomendasi untuk berobat. Surat rujukan tersebut dikirim ke dinas kesehatan asal para PSK. ”Isi surat itu amat lengkap. Mulai jenis obat, dosis, hingga riwayat penyakit,” imbuh Mira.

SURABAYA – Pasca penutupan lokalisasi Dolly-Jarak, Pemkot Surabaya dihadapkan pada pekerjaan besar untuk memantau penderita HIV/AIDS.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News