Baca Alquran Melalui Indra Perasa

Baca Alquran Melalui Indra Perasa
BACA ALQURAN: Para tunanetra membaca Al-Quran Pertuni Jalan Sampul No 30 Medan Petisah. Foto: Aminoer Rasyid/SUMUT POS

Menurut Rusman, mempelajari Al-Quran braille dan tulisan braille ini tak jauh berbeda banyak. Hanya saja alquran menggunakan bahasa Arab. “Untuk dapat belajar ini kita harus belajar iqra dulu,” kata bapak yang sudah memiliki satu orang anak ini.

Lebih lanjut, ia mengatakan untuk melakukan tadarusan dan belajar alquran selama Ramdan biasanya dimulai dari pagi jam 09.00 dan disudahi sebelum waktu dzuhur tiba. Saat ini saja dengan membaca ramai-ramai mereka sudah sampai juz ke-10. Artinya, tinggal 20 juz lagi mereka khatam.

“Karena kami setiap pertemuan biasanya 1 juz baru selesai. Kalau untuk bulan puasa, kita bukan hanya belajar alquran saja, di tempat ini juga kita lakukan untuk salat tasbih,” ujarnya.

Selain Rusman, Kasi (40) dan Supriadi (49) yang merupakan pasangan suami istri (pasutri) mau bebrbagi kisah. Pasangan ini tinggal di Serdang,Medan. Mereka baru masuk pada tahun ini di Pertuni. Kasi menyatakan, belajar di Pertuni jauh lebih nyaman dari pada di rumah sendiri.

“Jadinya, di tempat ini kita berbagi ilmu kepada teman-teman. Setelah sampai ke rumah kita mengulangi apa yang kita pelajari di Pertuni Sumut ini,” ujar singkat wanita yang berjilbab putih itu.

Setelah mereka selesai membaca Al-Quran, tak lama kumandang azan pun tiba. Puluhan tunanetra itupun melaksanakan salat dzuhur berjamaah. Setelah selesai, peserta pun kembali ke rumahnya masing-masing. Setiap orang diberikan uang transport sekitar Rp20 ribu per orang.

Ada yang naik becak motor ada juga yang naik bus yang disediakan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sumut. “Pertuni Sumut kerja sama dengan Baznas untuk transpor mereka yang rumahnya di luar Kota Medan,” terang Rusman.

Pada dasarnya Pertuni memang diperuntukkan bagi kumpulan tunanetra. Pertuni berdiri pada 1964 di Kota Solo yang diprakarsai 6 orang tunanetra. Singkat cerita, tahun 1966 Presiden Soeharto mengesahkan organisasi ini bernama Pertuni di Jakarta.

TIDAK ada manusia yang sempurna. Namun, ketidaksempurnaan bukan alasan untuk tidak beribadah, termasuk bagi mereka yang tunanetra. Dan, di bulan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News