Badan Energi Internasional Mengeluarkan Ramalan Terkini soal Harga Minyak
jpnn.com, JAKARTA - Badan Energi Internasional meramalkan krisis energi bakal menggenjot permintaan minyak sebesar 500 ribu barel per hari (bph).
Permintaan minyak yang luar biasa diprediksi bakal menghasilkan kesenjangan pasokan sekitar 700 ribu barel per hari hingga akhir tahun ini.
Hal itu akan terus terjadi hingga Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, menambahkan lebih banyak pasokan, seperti yang direncanakan pada Januari.
"Anda sedang melihat jendela sempit di mana segala sesuatunya bisa sangat mengetat, tetapi itu akan sangat bergantung pada cuaca," kata Analis komoditas Commonwealth Bank Vivek Dhar.
Para analis menyebut penurunan tajam dalam stok minyak OECD ke level terendah sejak 2015. Di sisi lain, permintaan telah meningkat karena pemulihan dari pandemi COVID-19.
Selain itu dorongan lebih lanjut datang dari industri yang beralih dari gas dan batu bara yang mahal ke bahan bakar minyak dan solar untuk pembangkit listrik.
"Krisis energi ini, khususnya di batu bara dan gas, telah benar-benar mendorong kompleks energi lebih tinggi dan minyak telah diuntungkan sebagai akibatnya," kata Dhar.
Harga minyak naik pada perdagangan Jumat pagi di sesi Asia, menuju kenaikan lebih dari dua persen untuk minggu ini.
Badan Energi Internasional meramalkan krisis energi bakal menggenjot permintaan minyak sebesar 500 ribu barel per hari (bph).
- BRI Sambut Baik Kenaikan Suku Bunga Acuan, Tetap Optimistis Kredit Tumbuh 2 Digit
- Badan Bank Tanah & Polri Bersinergi untuk Laksanakan Tugas dan Fungsi
- Cermati Perkembangan Global, BRI Lebih Fokus ke Tantangan Domestik Melalui Pemberdayaan UMKM
- 3 Tantangan Pemerintah Setelah Suku Bunga Acuan BI Naik, Wajib Bersiap!
- Catatan Lengkap Kenaikan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Terbaru
- World Public Relations Forum 2024 jadi Sarana Meningkatkan Peran Humas Global