Bagaimana Australia Tangani Kasus Postingan di Medsos

Pria tersebut membuat postingan di akun FB-nya, menyebut Heather tak kapabel, penipu, bias dan seksis dalam pekerjaannya di sebuah organisasi olahraga.
Menurut Heather, pengacaranya tadinya telah menghubungi tergugat dan memintanya menghapus postingan tersebut. Namun pria itu menolak.
"Prosesnya mungkin berlangsung dua tahun, menguras tenaga dan melelahkan, sangat emosional dan mahal," ujar Heather kepada ABC.
"Setiap kali ingin mencegah munculnya postingan atau memintanya dihapus, butuh waktu dan kita sampai harus membayar pengacara," katanya.
609 kasus pencemaran nama baik
Analisa Profesor Peter Fray dan Profesor Derek Wilding dari Universitas Teknologi di Sydney menyebutkan, ada 609 kasus pencemaran nama baik di Australia antara tahun 2013 dan 2017.
Menurut mereka, ada peningkatan kasus terkait postingan digital melibatkan warga biasa, bukan selebriti, yang menggugat karena mereka nama baiknya dicemarkan di medsos.
Prof Fray dan Prof Wilding menyebutkan, ada 16 kasus gara-gara postingan di FB, 20 kasus terkait email atau surat elektronik, empat kasus postingan di Twitter dan dua lainnya gara-gara SMS.
Empat dari lima penggugat, katanya, adalah warga biasa. Sebaliknya, hanya satu dari empat tergugat merupakan perusahaan media massa.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas