Bagaimana Memopulerkan Orang Mampu

Catatan DAHLAN ISKAN (3)

Bagaimana Memopulerkan Orang Mampu
Mahfud MD (kiri) dan Dahlan Iskan. Foto: JPG/dok.JPNN.com

Masih ada beberapa nama lagi yang menolak undangan untuk ikut konvensi calon presiden dari Partai Demokrat itu. Saya tidak perlu menyebutkannya di sini karena saya tidak tahu persis alasan mereka.

Penolakan dari beberapa nama besar itulah yang membuat perjalanan ide yang awalnya brilian tersebut kian jauh dari ideal. Beberapa nama yang sebenarnya tidak tercantum dalam 10 besar hasil riset dimasukkan sebagai peserta konvensi.

Publik tidak diberi tahu apa kriteria yang dipakai untuk menentukan keikutsertaan si A atau si B dalam konvensi itu.

Tentu masih banyak faktor lain yang membuat perjalanan ide brilian tersebut tidak berhasil membuat yang mampu bisa terpilih. Bahkan jauh dari itu.

Faktor-faktor tersebut bisa ditulis menjadi satu buku tersendiri. Dan, saya sudah selesai menulis buku tentang semua itu meski belum tentu akan saya terbitkan.

Toh, publik akhirnya tahu bagaimana ending perjalanan ide brilian tersebut. Akhir perjalanan ide itu ibarat sebuah kehamilan yang aneh: melahirkan tidak, keguguran juga tidak. (*)


Merealisasikan ide Presiden SBY ”agar yang mampu menjadi populer dan kemudian terpilih” memang tidak mudah. Juga tidak murah. Tidak bisa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News