Bagaimana Memopulerkan Orang Mampu

Catatan DAHLAN ISKAN (3)

Bagaimana Memopulerkan Orang Mampu
Mahfud MD (kiri) dan Dahlan Iskan. Foto: JPG/dok.JPNN.com

Di sini, ide awal yang brilian tersebut menemukan jalan yang menyempit. Dari ide yang berskala nasional menjadi program yang berskala partai. Jalan partai itu ternyata juga terjal.

Tentu hak SBY sepenuhnya untuk memilih jalan itu. Ide brilian tersebut adalah idenya sendiri. Riset untuk menemukan tokoh yang dianggap mampu itu juga atas inisiatifnya sendiri.

Dan, atas biayanya sendiri. Maka, hak SBY juga untuk mewujudkannya dengan jalan yang dia pilih.

Keterjalan berikutnya muncul: Beberapa orang yang masuk 10 besar tersebut ternyata menghindar. Di antara mereka, ada yang tidak mau memenuhi undangan Partai Demokrat untuk ikut konvensi. Salah satunya adalah Prof Dr Mahfud MD.

Saya tidak tahu apa alasan resmi Prof Mahfud yang disampaikan kepada Pak SBY. Tapi, kepada saya, Pak Mahfud mengirim SMS. Juga melakukan pembicaraan lewat telepon.

SMS itu sangat mengesankan untuk saya. Karena itu, sempat saya simpan selama dua tahun. Sebelum akhirnya hilang bersamaan dengan rusaknya handphone saya.

Yang jelas, Pak Mahfud tidak pernah secara resmi beralasan karena nama Partai Demokrat lagi hancur saat itu. Akibat skandal korupsi yang sangat dramatis itu. Pak Mahfud kelihatannya mempunyai jalan sendiri.

Seraya membesarkan hati saya dan memberikan dukungan kepada saya. Publik tahu jalan apa yang saat itu sedang ditapak Pak Mahfud. Hanya, belakangan, akhirnya, ternyata publik tahu bahwa Pak Mahfud juga menemukan jalan yang penuh dengan labirin.

Merealisasikan ide Presiden SBY ”agar yang mampu menjadi populer dan kemudian terpilih” memang tidak mudah. Juga tidak murah. Tidak bisa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News