Bahas #2019GantiPresiden Malah Ingat Gus Dur

Bahas #2019GantiPresiden Malah Ingat Gus Dur
#2019GantiPresiden: Mardani Ali Sera (kemeja putih) menyampaikan pesan kepada massa di lapangan Pasar Punggur Desa Punggur Kecil, Sungai Kakap, Kubu Raya. Foto: Andi Ridwansyah/Rakyat Kalbar

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing melihat ada kecenderungan perdebatan #2019GantiPresiden belum akan berhenti. Bahkan semakin hangat jelang kampanye Pilpres 2019.

"Merujuk pada perdebatan pro dan kontra yang mengemuka, saya berpendapat wacana publik tersebut lebih tepat disebut sebagai pepesan kosong," ujar Emrus di Jakarta, Senin (3/9).

Emrus mengatakan demikian karena perdebatan mengabaikan materi yang substansial. Seperti perdebatan adu ide, adu gagasan dan adu program kebangsaan untuk kesejateraan rakyat Indonesia.

"Saya mengamati perdebatan di ruang publik, termasuk perdebatan di suatu program stasiun televisi swasta pekan lalu, itu narasumber berlatarbelakang parpol dan jabatan publik menunjukkan perdebatan sebagai tontonan yang sangat tidak bermutu," ucapnya.

Karena itu, tidak heran jika pengajar di Universitas Pelita Harapan menilai, perdebatan terkait #2019GantiPresiden dari aspek komunikasi politik, hanya bertujuan memanipulasi persepsi publik.

Apalagi perdebatan yang mengemuka mulai memasuki babak baru, saling serang antara yang pro dan yang kontra.

"Pilihan diksi pada pesan komunikasi politik yang mereka lontarkan pun sudah sangat menyedihkan. Tampaknya sudah tidak mengedepankan intelektualitas matang," katanya.

Emrus juga menilai, perdebatan yang mengemuka menyerupai diksi jalanan. Artinya, jika terus dibiarkan berpotensi menimbulkan polarisasi pro-kontra di tengah masyarakat. Gesekan sosial di tingkat akar rumput berpotensi terjadi.

Polemik terkait aksi #2019GantiPresiden diprediksi akan semakin menguat dan berpotensi memicu gesekan massa di akar rumput.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News