Balai Karantina Tanjung Priok Sita Ratusan Ton Beras Impor Ilegal, Ternyata ada Modus Baru

Balai Karantina Tanjung Priok Sita Ratusan Ton Beras Impor Ilegal, Ternyata ada Modus Baru
Pemeriksaan beras impor ilegal. Foto: dok Balai Karantina

jpnn.com, JAKARTA - Balai Besar Karantina Pertanian Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menyita 10 kontainer berisi ratusan ton beras impor ilegal di Common Area New Priok Container Terminal One (NPCT1), Cilincing.

Penanggung Jawab Karantina Tumbuhan NPCT1 Ruthy Riris Moravia Hutagalung mengatakan sebanyak 250 ton beras tersebut disita karena tidak sesuai dengan perizinan impor yang diminta. 

”Jadi berdasarkan informasi, pada 21 Desember, PT Lumbung Pangan Mandiri Bersama meminta izin mengimpor beras pecah 100 persen,” kata Ruthy di NPCT1, Kamis (30/12) siang.

Selanjutnya, pada 22 Desember lalu, TPK NPCT1 melakukan uji coba terhadap dua konteiner dari 10 kontainer yang diajukan.

Dari hasil tersebut, petugas menemukan bahwa impor beras tersebut tidak sesuai dengan isi dokumen (beras pecah) yang diajukan.
 
”Tidak sesuai, kami tidak menyebutnya beras premium tetapi sama sekali tidak menggambarkan yang di-impor beras pecah 100%. Bahkan ada beras itu yang masih itu bulirnya,” kata Ruthy.
 
“Kita tahu sendiri beras 100% itu artinya pecah seluruhnya. Namun, beras itu masih ada bulirnya yang kita konsumsi selama ini, saya melaporkan kasus ini dan diambil langkah melakukan pemeriksaan selanjutnya,” sambungnya.
 
Ruthy menambahkan, PT Lumbung Pangan Mandiri Bersama memiliki TI (Perusahaan Impor) atau izin resmi terhadap beras 100 persen. Beras tersebut didatangkan dari Kamboja.
 
”Jadi pelanggaran (ilegal) yang dilakukan, menurut kami tidak sama dengan permohonan atau dokumen yang diajukan. Negara dirugikan sebesar Rp1,9 milIar,” tuturnya.
 
Ketua Hubungan Antar Lembaga Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) Andrian Lame mengatakan pihaknya menyesalkan adanya beras impor ilegal dengan modus beras pecah.
 
”Kasihan petani kita yang harusnya menikmati hasil panen mereka kemudian masuk hasil produk mereka ke pedagang kami,” ucapnya.
 
Kondisi tersebut, menurut Andrian, menyulitkan para petani yang selama ini sudah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Sementara harga yang ditawarkan harus bersaing dengan produk impor.
 
”Ada oknum yang mencoba menjual dengan harga sama dengan harga dalam negeri sehingga bisa menjatuhkan harga petani yang dibeli tengkulak,” ungkapnya.
 
Andrian menambahkan pihaknya berterima kasih kepada pemerintah dengan mencegah masuknya barang impor ilegal tersebut sehingga para petani masih bisa terlindungi.

”Harapan besar kami ke depannya kami berharap seluruh pasokan beras di pasok petani dalam negeri. Kami mau menjual hasil dalam negeri,” tuturnya.  (flo/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

Balai Karantina Tanjung Priok menemukan ada modus dalam aksi impor beras ilegal.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News