Bambang Brodjonegoro: RI Harus Melalui Proses yang Sudah Dialami Korsel

Bambang Brodjonegoro: RI Harus Melalui Proses yang Sudah Dialami Korsel
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro. Foto: Humas Kemenristekdikti

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan Indonesia saat ini sudah berkembang dari sisi ekonomi jasa atau service economy, terutama dari digital economy.

Namun Indonesia perlu memperkuat sektor manufaktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menyebarluaskan kesejahteraan nasional.

"Saat ini semua orang berada dalam euforia digital economy, tetapi di saat yang sama kita harus melihat masa depan. Dalam arti kita harus mulai menanam pondasi yang kuat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Bambang di hadapan puluhan alumni Universitas Washington, Amerika Serikat, di Jakarta, Jumat (1/11).

Dia mengungkapkan komitmen kementeriannya untuk mendorong perusahaan berbasis manufaktur dan kalangan industrialis di Indonesia, mengembangkan produk inovatif yang kompetitif di persaingan internasional, yaitu melalui proses riset dan pengembangan atau research and development (R and D).

"Tanggung jawab saya saat ini adalah menangani R and D, riset dan pengembangan dan hilirisasinya ke masyarakat dan industri," ujarnya.

Saat ini Kemenristek/BRIN tengah menciptakan platform dan menguatkan ekosistem Iptek serta Inovasi sehingga masyarakat Indonesia mau dan berkenan menggunakan produk-produk inovasi anak bangsa.

Bambang mengatakan, mengapa Korea Selatan sangat baik dalam membuat Samsung atau LG sebagai produk elektronik yang dominan? Hal ini bukan karena magic touch atau keberuntungan semata, tapi karena proses riset dan pengembangan RD (upscaling RD products menjadi innovative useable products) yang lama dan melelahkan Itulah yang seharusnya industrialis lakukan.

"Hampir semua negara berpopulasi besar yang maju memiliki sektor manufaktur yang kuat karena banyak tenaga kerja yang terserap dan bekerja di pabrik yang inovatif, salah satu contohnya adalah Korea Selatan," ujarnya

Bambang Brodjonegoro mengungkapkan Korsel baru bisa mengembangkan K-Pop setelah manufaktur Korsel berhasil menciptakan produk inovatif yang kompetitif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News