Bamsoet Ingatkan Memaknai Pancasila Tidak Boleh Dilakukan Sepenggal-Sepenggal

Bamsoet Ingatkan Memaknai Pancasila Tidak Boleh Dilakukan Sepenggal-Sepenggal
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat pemaparkan sejarah Hari Lahir Pancasika dalam talkshow yang diselenggarakan DPP PERWANAS, secara virtual dari Jakarta, Jumat (3/6). Foto: dok MPR

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengungkapkan sejarah sebelum penetapan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni.

Dia menyebut , polemik mengenai kapan Pancasila dilahirkan selalu mengundang dialektika pergumulan gagasan yang terus bergulir melintasi lini masa, bahkan hingga era reformasi.

Perdebatan mengenai Hari Lahir Pancasila merujuk pada tiga peristiwa sejarah.

Pertama, pada 1 Juni 1945 saat Bung Karno menyampaikan pidato mengenai dasar negara dihadapan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Kedua, pada 22 Juni 1945, Panitia Sembilan yang bertugas merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar negara, mengemukakan rumusan Piagam Jakarta dalam sebuah rapat informal BPUPKI di kediaman Soekarno.

Terakhir, pada 18 Agustus 1945, saat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengesahkan konstitusi negara (UUD NRI Tahun 1945), dan rumusan sila-sila dalam Pancasila tercantum pada bagian Pembukaan.

"Hiruk pikuk polemik mengenai penetapan hari lahir Pancasila pada akhirnya terhenti setelah Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keputusan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila yang ditetapkan setiap tanggal 1 Juni," kata Bamsoet dalam talkshow yang diselenggarakan DPP PERWANAS, secara virtual dari Jakarta, Jumat (3/6).

Turut hadir secara taping virtual Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Hadir pula Anggota DPD RI Jimly Asshiddiqie, Felia Salim, dan Eros Djarot.

Ketua Umum DPP PERWANAS Rosa Ocha Muhammad, dan Sekretaris Jenderal DPP PERWANAS Endang Rarasati.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengungkapkan memaknai Pancasila tidak boleh dilakukan secara sepenggal-sepenggal. Karena...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News