Bamsoet: Kunci Hemat Biaya Pemilu adalah Digitalisasi

Bamsoet: Kunci Hemat Biaya Pemilu adalah Digitalisasi
Kotak suara untuk pilkada. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai pelaksanaan pilkada dan Pileg 2019 di Indonesia saat ini masih menghabiskan biaya yang tinggi.

Dia menambahkan, sekitar Rp 7 triliun lebih uang negara digunakan untuk penyelenggaraan Pilkada 2015 yang diikuti 269 daerah.

Pilkada 2017 yang diikuti 101 daerah anggaran yang dikeluarkan mencapai Rp 5,9 triliun. Pada Pilkada 2018 di 171 daerah ada sekitar Rp 15,15 triliun yang dikeluarkan.

Karena itu, kata Bamsoet, perlu strategi baru untuk dapat menghemat anggaran pelaksanaan pilkada maupun pemilu.

"Kunci menghemat anggaran pelaksanaan Pilkada dan Pemilu adalah digitalisasi," kata Bamsoet saat menjadi pembicara utama seminar 'Upaya Mereduksi Political Cost dalam Pemilu dan Pilkada di Indonesia', di Jakarta, Minggu (25/11).

Menurut Bamsoet, semua kegiatan perlu menggunakan cara digital, baik itu persiapan, tahapan, pelaksanaan, pemungutan maupun rekapitulasi suara. "Jika pemungutan suara menggunakan sistem elektronik akan menghemat biaya logistik seperti kertas suata, tinta maupun paku," ujar Bamsoet.

Menurutnya, tantangan ke depan adalah bagaimana menyelenggarakan pilkada dan pemilu yang semakin efektif dan efisien. Kemajuan teknologi dan revolusi industri 4.0 harus dimanfaatkan dalam pelaksanaan pilkada dan pemilu berikutnya.

"Sehingga, dapat menekan biaya pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia," ujarnya legislator Partai Golkar.

Ketua DPR Bamsoet mengatakan, perlu strategi baru untuk dapat menghemat anggaran pelaksanaan pilkada maupun pemilu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News