Bamsoet: Pemerintah Harus Antisipasi Dampak Pembatalan Haji Bagi Jemaah dan Perusahaan Penyelenggara Haji

Bamsoet: Pemerintah Harus Antisipasi Dampak Pembatalan Haji Bagi Jemaah dan Perusahaan Penyelenggara Haji
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet melakukan audiensi secara virtual dengan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (AMPHURI) di Jakarta, Kamis (4/6/2020). Foto: Humas MPR RI

Pada Pasal 89 UU No. 8/2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PIHU) disebutkan, untuk mendapatkan izin menjadi Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU), biro perjalanan wisata harus memenuhi persyaratan antara lain dimiliki dan dikelola oleh warga negara Indonesia beragama Islam.

Sedangkan dalam draf RUU Omnibus Law Cipta Kerja Paragraf 14 Keagamaan di Pasal 75 tentang pengubahan beberapa ketentuan dalam UU No.8/2019, disebutkan bahwa ketentuan Pasal 89 diubah menjadi 'Untuk mendapatkan Perizinan Berusaha menjadi PPIU, biro perjalanan wisata harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan Pemerintah Pusat.'

Adanya frase kalimat 'yang ditetapkan pemerintah pusat' tersebut membuat timbulnya berbagai syakwasangka bahwa ada ruang menghilangkan frase PPIU dimiliki dan dikelola oleh WNI beragama Islam, sebagaimana sudah diatur dalam Pasal 89 UU No.8/2019.

"Akibatnya, para penyelenggara haji dan umroh khawatir kelak urusan haji dan umrah malah dikuasai perusahaan asing. Hal ini tak boleh dibiarkan, karena bisa makin menghilangkan kedaulatan ekonomi bangsa. Sebaiknya di Omnibus Law dijelaskan saja secara rinci apa persyaratan utamanya sehingga tidak menimbulkan keresahan dan syakwasangka negatif dari berbagai pihak," pungkas Bamsoet.(jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Bamsoet dapat memahami langkah pemerintah tidak memberangkatkan calon jemaah haji Indonesia, baik yang reguler maupun khusus, akibat pandemi Covid 19.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News