BANDARLAMPUNG: Keluarga Korban Penyerangan Israel Gelar Doa

BANDARLAMPUNG: Keluarga Korban Penyerangan Israel Gelar Doa
BANDARLAMPUNG: Keluarga Korban Penyerangan Israel Gelar Doa
Nur Ichwan tinggal di Kabupaten Bogor sejak 2008. Di kota berhawa dingin itu, Nur kenal dengan aktivis Mer-C dan lantas bergabung dengan ormas yang rajin mengirimkan relawannya ke lokasi bencana itu. Saat bergabung dengan Mer-C, Nur Ichwan memang sering bergabung pada misi-misi kemanusian seperti gempa bumi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Barat.

Yunu cerita, satu jam sebelum sampai perbatasan Palestina, Nur sempat mengirimkan SMS ke istrinya. "Dia mengatakan satu jam atau dua jam lagi akan sampai wilayah perbatasan Palestina. Tapi, setelah itu tidak ada kabar lagi,’’ tukasnya.

Yudi, anakYunus, ikut bercerita. Dikatakan, Nur Ichwan sehari sebelum kejadian sempat berkomunikasi dengannya melalui situs jejaring sosial Facebook. ’’Saya chat (ngobrol, Red) sama Kak Nur malam hari sekitar pukul 20.00 waktu Indonesia. Dia bilang, katanya masih di Turki. Katanya, di sana masih pagi hari. Dia mengatakan malamnya akan berangkat ke Palestina. Dia minta doakan selamat sampai tujuan,’’ ujar mahasiswa semester 2 Jurusan Bahasa Indonesia STKIP PGRI Bandarlampung yang mengaku sering berhubungan melalui e-mail bersama sepupunya, Nur Ichwan.

Sedang Nurhayati, adik bungsu Nur Ichwan Abadi, mengaku belum mendapatkan kabar terkini mengenai nasib kakaknya. Kendati demikian, gadis yang mengaku ingin berkuliah di Universitas Lampung ini berharap kakaknya bisa selamat berikut dengan seluruh orang yang berada di kapal yang diserang Israel tersebut. sebagai adik, dia berharap kakak kandungnya itu bisa selamat. (whk/sam/jpnn)

BANDARLAMPUNG -- Nur Ichwan Abadi, satu dari 12 warga negara Indonesia (WNI) di kapal Mavi Marmara yang diserang oleh Israel di tengah laut Mediterania,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News