Banjir Bandang Terjang Puluhan Desa di Lombok Timur

Banjir Bandang Terjang Puluhan Desa di Lombok Timur
Sutopo Purwo Nugroho. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, LOMBOK - Hujan berintensitas tinggi telah menyebabkan dua buah embung di bagian bawah Bendungan Pandandure meluap sehingga menimbulkan banjir bandang.

Selain itu buruknya drainase dan kerusakan ekosistem sungai memicu terjadinya banjir bandang menerjang pemukiman dan lahan pertanian di daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurut Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, banjir bandang menerjang sedikitnya 15 desa di 4 kecamatan di Lombok Timur Provinsi pada Sabtu (18/11) pukul 17.30 WITA. Akibat banjir tersebut masih dirasakan warga hingga Minggu (19/11).

"Banjir bandang menyebabkan dua orang meninggal dunia, 367 rumah rusak yang meliputi 125 rumah rusak berat, 223 rumah rusak sedang, 19 rumah rusak ringan, 14 jembatan rusak, dan 1 masjid rusak," ujar Sutopo Minggu malam.

Banjir juga menyebabkan 643 kepala keluarga atau lebih dari 2.280 jiwa terdampak langsung. Dua korban meninggal dunia adalah Wasila Cantika (9) akibat tertimpa bangunan roboh dan Rozi Gozali (16) akibat hanyut terbawa banjir. Kedua korban meninggal telah ditemukan oleh petugas SAR.

Empat kecamatan yang terkena banjir bandang masing-masing Kecamatan Keruak, Jerowaru, Sakra dan Sakra Barat. Daerah yang paling parah Kecamatan Seruak, meliputi sepuluh desa.

Yaitu Desa Setungkeplingsar, Selebung Ketangge, Ketapang Raya, Ketangge Jeraeng, Batu Putik, Sepit, Senyiur, Mendana Raya, Batu Rampes, dan Bintang Oros.

" Sebagian banjir bandang sudah surut. Hujan masih sering turun di lokasi banjir. Warga di Desa Selebung mengungsi ke rumah tetangga yang berlantai dua dan aman dari banjir," kata Sutopo.

Hujan berintensitas tinggi telah menyebabkan dua buah embung di bagian bawah Bendungan Pandandure meluap sehingga menimbulkan banjir bandang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News