Bank Jatim Alami Penurunan Permintaan KPR

Bank Jatim Alami Penurunan Permintaan KPR
Ilustrasi. Foto: Jawa Pos.Com

Direktur Eksekutif Asosiasi BPD (Asbanda) Wimran Ismaun menyatakan, mayoritas BPD masih bergantung pada kredit konsumtif. Porsi kredit produktif BPD pada Juni 2016 relatif kecil, yakni 30,12 persen saja dari total penyaluran kredit.

Tren kredit produktif cenderung statis karena saat ini pengusaha cenderung mengurangi ekspansi. Belum lagi, kredit macet atau non-performing loan (NPL) meningkat di sejumlah sektor.

Meski demikian, Wimran menilai, tidak semua kredit yang bersifat konsumtif digunakan untuk tujuan konsumtif. Dia mencontohkan, banyak KPR yang diambil untuk usaha kos-kosan dan kontrakan rumah.

Demikian pula kredit multi guna yang tujuannya untuk renovasi usaha rumah kontrakan dan kos-kosan tersebut.

Pada Juni 2016, posisi kredit BPD mencapai Rp 331,47 triliun atau tumbuh 5,05 persen dari posisi Desember 2015. Ketergantungan dana pemda pada funding BPD cukup besar, yakni 27,1 persen pada posisi Desember 2015. (rin/c5/noe/jos/jpnn)


SURABAYA – Penyaluran kredit belum menunjukkan pertumbuhan menggembirakan. Akibatnya, loan to funding ratio (LFR) dan pertumbuhan kredit masih


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News