Banyak Backpacker di Selandia Baru Ingin Kembali Bekerja di Ladang Pertanian Australia

 Banyak Backpacker di Selandia Baru Ingin Kembali Bekerja di Ladang Pertanian Australia
Backpacker asal Prancis James Godard senang ketika bekerja di Australia dan berharap bisa kembali segera. (Facebook: Costa Berries)

Mereka yang pernah menjadi backpacker dan bekerja di Australia, tapi sekarang berada di Selandia Baru sedang berusaha kembali ke Australia untuk bisa membantu musim panen setelah perbatasan internasional dibuka.

Walau perbatasan internasional di Australia masih ditutup saat ini, ada ketentuan dalam visa COVID-19 yang memungkinkan mereka yang sebelumya pernah kerja di Australia dengan visa Working Holiday (WHV) untuk kembali lagi.

Ini karena, dalam ketentuan visa pandemi ada kebutuhan untuk mempertahankan jumlah pekerja di industri yang penting seperti produksi makanan.

Backpacker asal Prancis James Godard saat ini sedang bekerja di perkebunan alpukat di North Island (Selandia Baru) dan mengatakan sekarang ini masih ada sekitar 10 ribu backpacker yang berada di Selandia Baru dan berminat untuk kembali lagi ke Australia.

"Bagi para backpacker yang pernah di Australia, menurut kami [bekerja di Australia] itu adalah pengalaman yang mengesankan," katanya.

"Hidup senang, bayaran bagus, dan cuacanya juga indah ."

Backpacker adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak-anak muda berusia 18-30 tahun yang datang bekerja sambil berlibur di sebuah negara menggunakan visa bernama Working and Holiday Visa (WHV).

Program WHV ini berlangsung antara 1 sampai 3 tahun dan populer di Australia dan Selandia Baru, serta telah menjadi sumber tenaga kerja bagi industri pertanian.

Mereka yang pernah menjadi backpacker dan bekerja di Australia, tapi sekarang berada di Selandia Baru sedang berusaha kembali ke Australia untuk bisa membantu musim panen setelah perbatasan internasional dibuka

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News