Banyak Bencana, Pasar Furnitur Lesu

Banyak Bencana, Pasar Furnitur Lesu
Banyak Bencana, Pasar Furnitur Lesu
JAKARTA—Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menargetkan, nilai transaksi furnitur dan kerajinan pada saat pelaksanaan Trade Expo Indonesia (TEI) 2009 mampu mencapai USD 50 juta. Namun, angka tersebut ternyata lebih rendah dibandingkan realisasi TEI 2008 yang mencapai USD 70 juta. Menanggapi hal ini,  Direktur Eksekutif Asmindo Sae Tenangga Karim mengatakan, hal itu akibat krisis ekonomi global yang menggerus pasar ekspor.

“Jika dalam pelaksanaan trade expo tersebut kita mampu mencapai USD 50 juta saja sudah harus bersyukur. Saat ini kita realistis saja, ekonomi dunia khususnya di Indonesia belum pulih, ditambah bencana alam yang menimpa daerah-daerah di Indonesia. Padahal, TEI tidak hanya furnitur dan kerajinan tapi juga mix product yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia,” tutur Sae Tanangga ketika ditemui di Mega Glodok Kemayoran (MGK), Jakarta, Rabu (7/10).

Akibat lesunya pasar, lanjut Sae, anggota Asmindo yang ikut serta dalam TEI 2009 juga menurun, yakni dari biasanya 250 perusahaan menjadi hanya 200 perusahaan yang berpartisipasi. Sehingga luas booth yang dimanfaatkan Asmindo juga berkurang menjadi 4.000-4.500 meter persegi (m2), di mana sebelumnya luas booth Asmindo sebesar 7 ribu m2. 

“Bahkan, menurut penyelenggara, hall A baru terjual 70 persen. Asmindo sendiri sudah aktif mendatangi negara-negara pembeli dan mempromosikan mebel dan TEI. Asmindo memfasilitasi pembeli yang datang ke TEI nanti,” ujar dia.

JAKARTA—Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menargetkan, nilai transaksi furnitur dan kerajinan pada saat pelaksanaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News