Banyak Libur, Okupansi Kamar Hotel Terkerek
Bukan hanya kamar, ketika Lebaran, akan ada peningkatan kontribusi dari food and beverage (F&B). ”Kegiatan perjalanan, baik wisata maupun silaturahmi, memicu permintaan F&B,” lanjutnya.
Saat ini perbandingan pendapatan kamar dengan F&B mencapai 50:50 untuk hotel bintang tiga hingga lima. Selanjutnya, perbandingan bintang dua ke bawah mencapai 60:40.
Okupansi di hotel berbintang lima tercatat paling tinggi pada kuartal kedua karena persaingannya tidak terlalu ketat. Berikutnya adalah bintang empat, bintang dua, bintang tiga, dan bintang satu.
Sektor yang menyumbang okupansi adalah pemerintahan dengan kontribusi 35–40 persen. Meski kegiatan pemerintahan mulai terlaksana, efek pemangkasan anggaran juga terasa.
Adapun market MICE, pada semester pertama, dikerek berbagai event. Misalnya, di Surabaya, ada kegiatan ulang tahun Kota Surabaya dan kegiatan Majapahit Travel Fair. (res/c24/noe)
Tingkat hunian kamar hotel tedongkrak sejumlah libur nasional dan akhir pekan pada dua bulan terakhir.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Perempuan 16 Tahun Tewas Dicekoki Narkoba di Hotel
- Dirut GBK Nilai Kehadiran Hotel Artotel Memberikan Semangat Baru Bagi Gelora Bung Karno
- Bethsaida Hospital Hadirkan Fasilitas Bak Hotel, Alat Canggih Pertama di Indonesia
- Makin Mudah Bayar Pajak Hotel, Hiburan, dan Resto Pakai BRImo
- 5 Rekomendasi Hotel di Kawasan Bandara Soetta, Ada yang Bisa Antar Jemput Gratis
- Pencinta Durian Wajib ke Sini, Ada Menu yang Berbeda, Bikin Nagih