Banyak Program Macet, Kepemimpinan Menteri Teten Dipertanyakan

Banyak Program Macet, Kepemimpinan Menteri Teten Dipertanyakan
Teten Masduki. Foto: Agus Wahyudi/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Abi Rekso selaku Deputi Kajian Said Aqil Siroj Institute lugas mengatakan bahwa Kementerian Koperasi dan UMKM adalah salah satu yang masuk catatan buruk. Dirinya mencatat ada banyak kelemahan Menteri Teten Masduki selama memimpin Kementerian Koperasi dan UMKM.

Banyak hal yang lambat dalam mengambil keputusan di tengah situasi krisis. Sehingga program-program kementerian macet, karena lemahnya kepemimpinan Menteri Teten.

Pertama, hampir satu tahun memimpin, Menteri Teten dirasa belum melakukan dobrakan secara struktural maupun fungsional dijajaran birokrasinya. Lebih-lebih dalam situasi krisis begini, Menteri Teten tidak mengeluarkan sebuah permen ataupun kepmen untuk membantu mempercepat proses kerja kementerian menghadapi pandemik. Padahal, itu secara penuh ada di bawah langsung kewenangannya.

“Jika mengutip dari pernyataan Presiden Jokowi kan jelas. Bahwa dirinya (Presiden) akan membuatkan Perpres, Perpu sebagai diskresi seorang Presiden untuk mempercepat proses kerja kementerian. Lah, ini kok bertolak belakang dengan Kemenkop dan UMKM. Malah belum pernah membuat sebuah diskresi terkait menghadapi situasi pandemik.” Jelas Abi Rekso.

Kedua, terkait soal serapan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dianggarkan sebesar 129 Triliun. Jika memang belum bisa melakukan distribusi secara masif, setidaknya upaya kongkrit harus ditunjukan kepada kalangan UMKM. Abi Rekso menjelaskan bahwa persentase pengangguran terbuka bulan ini mencapai 5% (Data BPS) dari total angkatan kerja. Jumlahnya mencapai 6,9 juta jiwa, rata-rata mereka lulusan SMA dan Universitas.

Jika diambil saja 29 Triliun dari platform KUR yang ada, bisa menjadi modal usaha dari 2% (2,7 juta jiwa) pengangguran terbuka itu. Jika dibagi rata saja, 29 T untuk 2,7 juta jiwa.

Maka masing-masing akan menerima pinjaman senilai Rp. 10.700.000, dana ini bisa dikelola sebagai modal usaha komoditas pangan. Dan langsung berada dibawah pengawasan Kemkop dan UMKM.

Menteri Teten juga lambat melakukan antisipasi dari lumpuhnya 50% sektor UMKM. Sementara, lanjut Abi Rekso, penjelasan Teten lebih seperti curhat dari pada menyelesaikan masalah.

Abi Rekso selaku Deputi Kajian Said Aqil Siroj Institute lugas mengatakan bahwa Kementerian Koperasi dan UMKM adalah salah satu yang masuk catatan buruk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News